Minggu lalu, saya dan anak-anak baru saja pulang dari liburan di Bali. Ini sudah yang kedua kalinya mengajak mereka liburan ke Bali setelah tahun kemarin ke Lombok. Liburan kali ini pun tidak seperti liburan sebelumnya. Biasanya saya pergi bersama keluarga saya seperti bapak, ibu, atau adek. Tapi yang istimewa kali ini adalah saya liburan bareng teman blogger loh. Yang ngga umum lagi, kali ini kita semua membawa anak.

Ada mba Nunik dengan Rexy, Desy dengan Naeema, dan saya dengan Aliya Rafi. Sisanya ada Putri, Odi, Salman, dan adeknya mba Nunik. Duh, gile ya. Rame banget hehehe. Total kami berangkat 9 orang loh. Kebayang dong hebohnya kaya gimana. Yang bikin ribet, sebetulnya karena membawa anak-anak. Jadinya ngga bisa bebas memilih tempat wisata. Mikirin jaraknya, lokasinya, lingkungannya, sampe makanan juga diperhatikan. Jadilah kami memilih lokasi wisata yang murah (udah pasti), mudah dijangkau (agak mainstream), dan tentunya ada sisi edukasinya.

Desa Penglipuran

Saat mengunjungi desa adat di Bali ini, Aliya berbisik kepada saya. “Mah, desanya bagus ya”. Hehehe saya sebenarnya takjub dia bilang begitu, karena ternyata anak-anak pun mampu memahami bahwa desa yang kami singgahi ini begitu rapi dan bersih. Semua serba terawat dan masih asli. Kontur tanahnya yang naik turun menjadikan desa ini unik dan sangat Instagramable *teuttepp. Harga masuknya murah, 15rb untuk dewasa dan 10rb untuk anak-anak.

Tidak seperti desa yang berada di wilayah Indonesia lainnya, Desa Panglipuran menjadi tujuan wisatawan lokal maupun Internasional karena penuh kearifan budayanya. Kita masih bisa melihat warga desa ini melakukan kegiatannya dan menjaga desanya tetap asli tanpa ada campur tangan budaya modern. Penglipuran sendiri berasal dari kata Pengeling Pura, yaitu tempat suci untuk mengenang para leluhur.

Jadi di bagian paling atas desa ada pura besar yang biasa digunakan untuk sembahyang. Sepanjang jalan, kanan kiri adalah rumah penduduk. Uniknya, di belakang pura ada jalan yang kanan kirinya adalah hutan pohon bambu. Adem dan hijau rasanya. Bagian yang paling cocok dengan anak-anak adalah, mereka dapat melihat sisi lain Indonesia yang ternyata memang beragam adat dan budaya. Rumah yang mereka belum pernah lihat, agama lain yang mereka paham, sampai ada persiapan upacara yang mereka bersemangat sekali melihatnya.

Pura Luhur Uluwatu dan Tarian Kecak

Tempat ini dipilih karena lagi-lagi aksesnya gampang. Naik turunnya walaupun menanjak tapi masih bisa dilakoni anak kecil. Ngga terlalu banyak yang bisa dilihat di Uluwatu, tapi sebetulnya tujuan ke pura ini adalah ingin menonton Tarian Kecak. Tarian Kecak saat sunset ini merupakan salah satu yang terbaik di Bali. Viewnya menghadap samudra hindia, matahari terbenam, trus sambil menikmati tarian kecak. Cakep ngga tuh hehehe.

Tarian Kecak juga salah satu budaya Indonesia yang mau dikenalkan ke anak-anak. Tarian ini agak berbeda karena tidak ada lagunya. Jadi hanya sekelompok pria 50 orang yang melagukan cak-cak-cak dengan suaranya saja. Yang lebih asiknya adalah lakon yang dimainkan. Anak-anak saya memang akrab sekali dengan Mahabarata, jadi saat lakon Ramayana dimainkan, mereka antusias juga dan tidak merasa aneh. Saya juga membacakan cerita apa yang dimainkan melalui selebaran yang diberikan saat masuk ke area tarian.

Lakon yang dimainkan hari itu adalah kisah Rama dan Shinta. Dimana, pada saat Rama diminta memburu kijang emas, Shinta diculik oleh Rahwana. Hal ini bisa terjadi karena Shinta melewati pembatas aman yang diberikan oleh Laksmana. Apa daya, karena Shinta yang baik hati berpikiran untuk membantu kakek tua yang sedang kehausan. Tapi ternyata, kakek tersebut adalah jelmaan Rahwana. Terpancinglah dia. Saat itu, ada burung garuda yang melintas dan membantu. Tapi sayangnya juga kalah dalam pertarungan. Kemudian, Rama dan Laksmana meminta bantuan Hanoman beserta pasukan keranya untuk menyerang kerajaan Alengka. Dan pada akhirnya, Shinta berhasil diselamatkan.

Adegan paling epic saat pertunjukan itu adalah saat adegan Hanoman di kelilingi oleh api. Nyata ada apinya dan bola-bola api itu ditendang oleh Hanoman. Wuih penonton terpesona dan tentunya kaget dengan api itu. Dan saya lihat sewaktu mau melakukan adegan itu, ternyata ada ritualnya. Mungkin supaya tidak terjadi apa-apa kali ya, karena penontonnya juga banyak anak kecil dan bermain api jelas bahaya.

Yang lucunya, anak saya sepulang dari Bali sampai bilang ke ibu saya, “Yangti, ternyata Rama dan Shinta itu suami istri ya, kok Mamah Shinta dan Om Rama kakak adek?” wkwkwk. Dan iya, memang inspirasi nama saya itu karena ibu saya suka sekali dengan kisah Ramayana.

Teras Sawah Tegalalang

Karena kita pengennya ke Bali lihat yang hijau-hijau, jadilah Tegalalang masuk ke list. Nah Tegalalang ini terletak di Ubud bagian utara. Agak jauh tapi saya bisa bilang worth banget buat dikunjungi. Biasanya, sistem persawahan terasering kan selalu masuk dalam pelajaran. Jadilah ini salah satu tempat yang kita pengen anak-anak juga melihat secara langsung.

Sawah yang berundak-undak memang capek dan waktu itu sempat gerimis. Licin dan kudu hati-hati, apalagi bawa anak-anak. Dan karena anak saya Rafi agak pecicilan, beberapa kali dia jatuh tapi malah seneng hahaha. Jalannya memang agak jauh dan kalau mau menyusuri semuanya, bakalan capek banget karena naik turunnya lumayan curam. Bule-bule rame banget ada di sini. Mungkin mereka malah ngga pernah lihat, lah sama dong hahaha.

Pantai Kuta

Ini mah kayaknya syarat aja yaa. Dari sekian banyaknya pantai, kenapa pula mesti ke sini. Yang pertama, karena mainstream qiqiqi. Maksudnya mudah dicapai karena ada di pinggir kota. Yang kedua, gampang diakses. Kebanyakan pantai lainnya, harus jalan menuruni tangga atau lokasi yang cukup jauh. Ketiga, pantai rasanya jadi wajib banget untuk dikunjungi.

Pantai Kuta tentu saja gratis, nyaman juga buat bermain, walaupun bule-bule berbikini seliweran hahaha. Pantai sudah menjadi incaran anak-anak untuk dikunjungi karena memang anak-anak suka sekali dengan laut. Pasirnya bisa dipakai bermain dan mereka suka sekali lari sana sini sambil sekedar main air. Baiknya sih waktu sore ya ke sini, jadi bisa melihat sunset sekalian. Ngga perlu nongkrong di beach club deh wekekek.

Hotel dengan Kolam Renang

Duh ini mah penting banget buat saya, sudah jadi semacam tempat wisata juga wkwkwk. Anak-anak saya paling ngga mau nginep di hotel yang ngga ada kolam renangnya. Jadilah peer saya adalah mencari hotel dengan fasilitas kolam renang. Lebih peer lagi, karena maunya traveling hemat budget, pastinya cari yang diskon-diskon hahaha *ngirit.

Untung aja sekarang itu, sudah banyak sekali situs yang menawarkan harga yang murah untuk pembelian hotel. Dari yang punya paket hemat, diskon tertentu, bisa cicilan, sampe dapet harga yang ajegile murahnya. Dan sewaktu saya ke Bali bersama anak-anak, saya mendapatkan harga hotel 500rb untuk 4 hari 3 malam wkwkwk. Hotelnya di Redoorz Jimbaran yang dapet promo permalamnya sekitar 160rb-an. Keren banget kan murahnya.

redooz-aladinPengen tau carinya di mana harga segitu? Ngga percaya harga yang tadi saya dapatkan? Nih saya kasih sedikit bocoran, harga murah itu saya carinya di Mister Aladin. Harga hotel dengan kolam renang di Bali pula, bisa murah banget. Cocok buat anak-anak atau keluarga, apalagi yang mau nginep agak lama jadi bisa lebih hemat di budget penginapan. Pilihannya juga banyak, terutama jaminan harga murahnya itu loh yang bikin saya maunya booking di situ.

Di antara banyaknya situs booking hotel, paling suka sih di Mister Aladin. Soalnya garansi banget harga murahnya. Dan harga yang tercantum itu ternyata sudah all in semua. Jadi kalo beneran 100rb ya ngga ada embel-embel lagi. Yang lebih suka karena ternyata Mister Aladin ini jadi seperti travel mate, bisa dihubungi kapanpun di manapun kalau kita mengalami masalah. Nah yang paling penting, di antara banyaknya hotel yang tersebar, Mister Aladin memberikan referensi yang memang kita butuhkan. Tengok aja top listnya hotel murah di Bali di sini. Pasti nemu tempat yang murah dan asik.

mister-aladin

Nah kalau nemu tiket murah macam tuker poin miles buat ke Bali, trus besok libur panjang juga. Bisa tuh manfaatin promonya Hotel Fair Mister Aladin yang sampe tanggal 1 mei. Mumpung masih ada waktu, bisa cek aja syarat dan ketentuannya di social media Mister Aladin: Facebook, Twitter dan Instagram.

Jadi semua aman kan kalo liburan bawa anak-anak. Tempat wisatanya oke, gampang dicari, penuh edukasi, harga murah meriah, plus penginapan murah tapi menyenangkan juga ada. Kapan lagi liburan kalau ngga sekarang? ^_^

0 0 votes
Article Rating