Di masa masa pandemi yang entah tiada akhir, hal utama yang harus kita lakukan adalah menyimpan uang alias banyak banyak menabung. Ngga kaya tabungan biasa yang kita simpan di bank, tabungan ini adalah simpanan jangka panjang yang tujuannya adalah memiliki sejumlah kekayaan aset yang biasa disebut net worth.

Menurut saya, tidak seperti dana darurat yang memang ditujukan untuk kedaruratan, simpanan ini untuk menaikkan net worth kita sendiri. Jadi tujuannya ya mengumpulkan banyak harta kasarnya hahaha. Berasa tenang ngga sih, ngga hanya di masa tua tapi di masa muda, ternyata kita punya aset yang lumayan banyak nih, yang sudah kita simpan dengan sabar dan di beberapa instrumen investasi.

Pada dasarnya, sewaktu kita baru bekerja dan mulai kenal uang, pasti menghadapi fase-fase pengen beli ini itu, lalu menghabiskan uang yang kita miliki. Yang repot, kalo semua tercukupi, ngga butuh barang yang ngga perlu, dan kita tidak menjadi sandwich generation, kita tentunya butuh tempat untuk menyimpan hasil keringat kita.

Cek portfolio di https://akses.ksei.co.id/

Anggap saja beberapa kebutuhan finansial sudah tercukupi, seperti rumah, mobil, dana darurat, KPR yang lancar, dana kesehatan, dana pensiun, dana sekolah, dan dana lain-lain. Iya, ada kok yang bekerja sekeras itu dan memilah mana yang dibutuhkan sehingga terbebas dari paham konsumerisme. Jadi bisa memiliki dana yang berlebih walau sedikit.

Kalau kita sudah bisa membedakan mana kebutuhan primer, sekunder, dan tersier, pasti masih ada sisa sisa uang yang bisa kita simpan. Nah, peer berikutnya adalah bagaimana menyimpan “uang sisa” ini. Walaupun pada prakteknya, lebih banyak ngga ada sisanya kan ya hahaha.

Sedikit Lama-lama Jadi Bukit

Saya sebetulnya terinspirasi oleh grup Telegram di Bibit yang beberapa dari mereka punya gerakan nabung 10rb perhari. Duh itu kan emang kecil banget ya, tapi buat mereka, lebih baik menyimpan 10rb daripada uangnya habis kemana-mana. Setuju banget saya!

Prinsip ini sebetulnya bagus banget kalau kita bisa menerapkan. Karena uang sisa ini memang harus sekecil mungkin, supaya kita tidak merasa terbebani dan tidak ada target tertentu dalam tujuan finansial. Jadi kita akan lebih santai dan tidak terasa uang yang kita kumpulkan ini akan terus bertambah.

Saya sendiri ternyata sudah dari 2006 mulai menyimpan dana yang tidak ada tujuannya waktu itu. Ya udah kerja juga, belum nikah, sekolah s2 pun dibayari ortu, masih tinggal sama ortu pulak, dan alhamdulillah bukan generasi sandwich. Jadi saya sudah mulai menyimpan untuk berinvestasi.

Alih-alih deposito, saya ingin mencoba investasi di beberapa instrumen. Di tahun itu, saya ingat ada ORI pertama yang diluncurkan pemerintah. Returnnya lumayan tinggi, mencapai 12% tahun itu dengan jangka waktu hmm lupa sih, kayaknya 5 tahunan. Mulai dari situlah saya merambah juga ke beberapa instrumen investasi yang saya jadikan kantong uang sisa. Nah, setelah sekian lama akhirnya saya beranikan nulis juga nih, apa aja yang bisa dijadikan kantong investasi untuk yang mau jadi investor pemula.

ORI, Praktis dan Menempa Kesabaran

Kalau baru mulai pertama kali, saya sarankan untuk menyimpan “uang sisa” di ORI atau Ngutangin Negara. Selain terkesan punya niat mulia bantu negara, sebetulnya ini adalah investasi yang paling aman dan suku bunganya di atas deposito. Kita jadi belajar untuk nahan uang selama periode peminjaman.

Jadi prinsipnya adalah kita memberikan pinjaman ke negara dan negara akan mengembalikan pada saat jatuh tempo. Di antara waktu tenornya, mereka akan memberikan “bagi hasil” yang langsung masuk juga ke rekening kita.

Untuk jumlah uangnya juga bisa mulai dari 1jt aja (dan kelipatannya). Tuh khan, ngga harus gede gede banget kok. Tapi kita bisa mulai belajar dan biasanya nagih sih kalau sudah mulai dapet returnnya. ORI ini hampir setiap tahunnya ada, bahkan kadang setahun ada 2x. Untuk yang syariah juga ada, Sukuk namanya. Bebas mau pilih yang mana.

Belinya bisa dimana aja, bahkan sekarang enak banget bisa online. Ngga kaya jaman dulu, yang kudu ke bank, buka rekening manual, dan transfer hahaha. Berkat adanya teknologi, sekarang bisa beli di beberapa aplikasi yang menawarkan ORI, seperti Bibit misalnya.

Reksa Dana, Pintu Masuk ke Pasar Saham

Saya pernah nih, saking pengen belajarnya soal investasi Reksa Dana, saya ikutan pelatihan selama 1 hari. Udahlah harganya mahal, tapi ngga sesuai ekspektasi saya. Kayaknya peserta yang lain juga ngerasain hal yang sama hahaha.

Jadi gini, kita kan di pelajaran ekonomi saat sekolah pasti pernah disinggung mengenai Reksa Dana. Lalu, semakin berkembangnya internet (di masa saya kuliah), kita kan bisa banyak belajar dari situ. Sederhananya, hal hal basic pasti sudah pada tau. Apalagi dengan harga pelatihan yang tidak murah, harapannya adalah mengenal lebih jauh tentang apa yang ada di Reksa Dana. Istilah gampangnya, saya mengharapkan strategi berinvestasi di Reksa Dana yang ternyata zonk banget.

Kesel banget rasanya abis ikutan acara itu seharian. Udahlah materinya kaya waktu saya belajar awal-awal (lewat internet), ngga dapet insight apa-apa, trus masih mentah juga level kemampuan investasi Reksa Dana saya begitu acaranya kelar. Apalagi yang membawakan juga financial advisor terkenal, jadilah saya makin kapok ikutan acara begituan hahaha.

Padahal Reksa Dana buat saya juga bukan hal yang baru. Saya sudah investasi di Reksa Dana sudah lumayan cukup lama. Apalagi sekarang ada banyak aplikasi juga yang memungkinkan kita punya Reksa Dana secara mudah. Dulu (dan sekarang) saya menggunakan Most dari Mandiri. Itupun sebelum menjamurnya aplikasi seperti saat ini.

Apa yang saya pelajari dari investasi di Reksa Dana? Taro uang sisanya, jangan pikir macem-macem, cek 2-3 tahun kemudian. Yes, segampang itu karena kita bisa memilih Reksa Dana yang memiliki history return yang baik dari tahun ke tahun.

Kemudahan investasi di Reksa Dana inipun didukung oleh banyaknya produk yang bisa kita jadikan portfolio hanya dengan 100rb saja. Bahkan ada yang 1000 perak loh! Ngga berasa berat kan kalo kita naro uang sisa di Reksa Dana. Tapi ya sesuai prinsip investasi ya, semakin banyak naro uangnya ya semakin banyak return yang akan kita dapatkan.

Cara praktis nabung “uang sisa” di Reksa Dana gimana sih enaknya? Kalau buat saya, yang mudah user interfacenya dan jelas tentu saja Bibit. Terus terang untuk Most itu aplikasinya ketinggalan jaman banget. Berasa ribet kalau untuk pemula dan menunya membingungkan. Beda banget dengan Bibit yang kekinian dan mudah diakses untuk pemula sekalipun.

Jadi kalau mau mulai investasi Reksa Dana di Bibit, tinggal download aplikasinya, daftar, setor uangnya (bisa dari rekening mana aja atau GoPay, atau buka rekening di Bank Jago biar gratis), lalu diamkan atau bisa cek harian untuk nilainya. Tapi plis, jangan kaget kalo tiba tiba merah/merugi karena yang namanya pasar memang naik turun dan yang kita targetkan adalah jangka panjangnya.

Mulainya dari yang kecil-kecil dulu ya, karena udah bukan uang dingin nih tapi beneran uang sisa yang mau kita manfaatkan. Oia bisa masukkan kode referral SHINTARIES ya kalau download hehehe.

Saham yang Tidak Trading Tapi Investasi Jangka Panjang untuk Pemula

Punya saham suatu perusahaan publik terkenal itu kayaknya keren ya. Lebih keren lagi, karena kita punya (sebagian kecil) saham, kita juga bisa dapat keuntungan. Nah, yang dilakukan orang-orang untuk mendapatkan keuntungan besar secara cepat adalah dengan trading/jual beli saham. Untuk pemula, plis ngga usah ikutan-ikutan trading apalagi nyadar kalo diri sendiri itu serakah.

Kita juga bisa kok dapet keuntungan dari investasi membeli saham. Lagi-lagi ini jangka waktunya panjang dan perusahaan yang kita pilih harus yang benar-benar sustainable. Jangan terjebak dengan perusahaan yang kadang ngga jelas dan juga IPO. Jangankan IPO perusahaan swasta, perusahaan negara aja juga ada yang loss terus sampai hari ini.

Prinsip investasi saham ini adalah berinvestasi di perusahaan yang jelas keberadaannya dan sudah eksis selama puluhan tahun. Beli sahamnya mereka, lalu diamkan sambil lihat pergerakannya dari bulan ke bulan. Sekarang ini, investasi saham dipermudah banget. Bisa beli 1 lot aja yang harganya jadi terjangkau. Tapi memang ruginya adalah, kalau harga sahamnya terus turun setiap harinya, 1 lot kita (yang angkanya kecil) itu tentunya akan tergerus dan akhirnya jadi hilang duitnya.

Sekali lagi, sudah bukan uang dingin nih kalau mau mulai dari yang kecil, tapi ya uang sisa. Karena saham termasuk yang High Risk High Return. Jadi kalau investasi saham kita kecil dan pergerakan sahamnya tidak meningkat, ya siap siap rugi bahkan hilang. Makanya penting untuk memilih saham yang teruji selama puluhan tahun supaya kita juga bisa tenang naro uangnya.

Kalau sudah punya ilmunya dan sudah siap untuk menerima risiko (bahkan keuntungan) yang besar, ya bolehlah mulai trading sendiri. Beli di saat rendah, jual di saat tinggi. Begitu teorinya, tapi ya namanya juga teori, itu ngga berlaku di trading yang sebenarnya. Karena aslinya kita selalu dibuat jantungan setiap harinya hahaha. Pergerakan saham itu tidak terduga, banyak sekali faktor yang memengaruhi dan susah kalau dijadikan kegiatan sampingan. Ya kalo sampingan, hasilnya juga sampingan loh.

Aplikasi untuk beli saham juga sudah banyak dan mudah sekarang ini. Saya sendiri selain pakai Most, juga pakai Stockbit, dan yang barusan saya gunakan adalah Investasiku. Ribet juga kalau banyak-banyak, keluar masuk aplikasi cuma buat ngecekin posisi saham. Tapi ngga papa juga, biar berasa basket-nya banyak wekekek.

Emas, Mudah dan Aman

Untuk investasi yang less pressure dan harus jangka panjang juga adalah Emas. Beli emas jaman sekarang juga udah ada pilihan, mau digital atau konvensional. Harga emas yang cenderung naik dalam jangka waktu yang lama, bisa menjadi pilihan aman untuk naro uang sisa. Walaupun di hari-hari ada penurunan harga, namun dalam jangka waktu panjang sudah terbukti angkanya ngga turun.

Dua tipe kepemilikan emas ini ada 2 yang bisa dipilih. Beli konvensional dengan beragam ukuran dan sudah ada CertiEye untuk Antam, atau pilih beli secara digital lewat aplikasi seperti Laku Emas atau Pegadaian Digital. Keduanya bisa dipilih sesuai kemudahan penyimpanan dan yang pasti bukan emas perhiasan ya yang untuk dijadikan investasi wekekek.

Nah, pilihan kantong investasi ini bisa dicoba untuk pemula yang mau ngumpulin uang sisanya dan membangun portfolio investasi. Sesuaikan nilai investasi dengan kemampuan dan harus banyak bersabar ya. Percaya deh, sekali ngelakuin pasti bakal ketagihan ngumpulin dikit-dikit dan kita jadi (berasa) punya net worth yang tinggi hahaha.

0 0 votes
Article Rating