Sebagai warga dari negara kelas menengah yang paspornya ngga kuat-kuat amat, kudu banget ribet ngurus visa kalau mau ke negara yang ekonominya kuat. Sebut saja, mulai dari Korea, Australia, Saudi Arabia, bahkan sampai Eropa. Ngisi aplikasi visa segambreng dan banyak dokumen yang mesti dilampirkan, emang bikin jiper. Tapi tentunya ngga menyurutkan niat kita jalan jalan dong ya.

Walaupun urusan visa ini beneran bikin ribet, masih bisa diatasi dengan beberapa trik dan kuncinya. Yang pasti, harus beneran niat visit untuk liburan dan ngga macem-macem. Overstay dan cari kerja di sana dengan visa turis misalnya, itu tuh yang bikin kita banyak disusahin untuk masuk ke suatu negara maju. Bikin histori negara kita buruk dan menyusahkan warga lain yang mau apply juga.

Secara gamblang, kebutuhan untuk apply visa dan kesuksesan diapprove bergantung pada seberapa kuat dokumen yang kita miliki yang membuktikan kalau kita hanya liburan dan akan kembali ke Indonesia. Hal penting inilah yang menjadi kunci, bagaimana mereka meng-assessment setiap lembar dokumen yang kita kasih. Walaupun sudah memenuhi persyaratan, namun belum tentu diterima dengan berbagai macam faktor. Secara basic, inilah dokumen yang diperlukan hampir di semua aplikasi visa negara maju:

  • Rekening Koran 3 bulan & Surat Referensi Bank
  • Tabungan, isinya sebanyak jumlah hari dikali minimum spending di negara tersebut
  • Slip gaji
  • Surat keterangan kerja atau surat keterangan usaha (kalau wiraswasta)
  • Tiket PP (beberapa visa tidak mensyaratkan)
  • Bookingan hotel (bisa tidak dibayar dulu)
  • Photo (ukuran beda-beda)
  • Surat ijin suami (jika pergi sendiri)
  • Surat sponsor (jika tidak biaya sendiri)
  • Itinerary

Kuncinya dalam kesuksesan mengurus visa, terutama negara maju adalah kelengkapan dokumen dan sesuai dengan kriteria akan kembali ke negara asal. Berikut ada beberapa cerita saya tentang mengurus visa yang pernah saya apply, yang mudah-mudahan bermanfaat.

Negara Asia Tenggara

Kalau mau liburan tapi ngga mau repot urus visa, jawabannya adalah tujuan wisata ke negara Asia Tenggara. Negara tetangga seperti Thailand, Singapura, Malaysia, Vietnam bahkan Timor Leste, ngga diperlukan visa. Jadi tinggal bawa paspor dan bawa diri aja. Oia negara di Eropa yang juga bebas visa adalah Turki. Lumayan kan, cuma modal tiket aja udah bisa langsung liburan tanpa ribet. Jangan sedih juga, ada 76 negara yang bisa diakses tanpa visa. Tapi ya gitu lah ya negaranya weekekek. Kalau mau iseng ngecek global ranking dan akses negaranya bisa ke https://www.henleyglobal.com/passport-index/ranking.

Jepang

Masuk ke negara Jepang sebetulnya jadi mudah kalau punya E-Paspor. Kemudahan ini karena adanya Visa Waiver yang bisa di-apply secara elektronik juga dan gratis tentunya. Masa berlaku hanya 15 hari masa tinggal dan bisa dipakai berkali kali selama 3 tahun atau masa berlaku paspor habis. Sejak ada waiver Jepang, banyak banget yang berbondong-bondong ganti E-Paspor.

Yang tidak pakai E-Paspor gimana? Bisa apply manual seperti biasa dengan persyaratan kurang lebih yang saya sebutkan di atas. Saya sendiri sebetulnya tidak punya pengalaman dengan visa Jepang tanpa E-Paspor, tapi yang saya dengar cukup mudah prosesnya dan kesempatan diapprove sangat tinggi. Kalau tidak mau repot apply visa dengan seabrek dokumen, lebih enak pakai E-Paspor untuk tujuan Jepang.

Korea

Saya pertama kali apply visa korea di tahun 2012. Waktu itu banyak banget tulisan blogger tentang visa korea dan kebanyakan dari mereka sukses, namun ada juga yang gagal. Saya deg-degan setengah mati karena memang pergi sendiri walau di sana barengan open trip dengan orang lain. Ini pengalaman pertama saya apply visa yang dokumentasinya buat saya ribet.

Dengan berbekal kelengkapan dokumen, akhirnya saya sukses bisa mendapatkan visa rumit pertama saya. Cara apply visa korea sudah saya tulis lengkap di tulisan ini, mudah mudahan ngga ada perubahan. Terakhir kali saya membuat visa single teman-teman, ada tambahan SPT yang mana jadi krusial banget. Walo rekening cuma ada 5jt, masih oke loh dan diapprove. Jadi yang penting adalah dokumen yang disubmit lengkap.

Setelah saya punya visa single, akhirnya saya buat lagi yang multiple. Ceritanya biar gampang bolak balik klo ada tiket murah atau bahkan buka jastip. Tapi ternyata covid melanda dan baru kemarin saya main lagi ke Korea. Untuk membuat visa multiple Korea ini mudah dan sepertinya pasti approve. Karena syarat utamanya adalah pernah ke Korea. Kalau dulu bentuknya cakep, masih stiker ditempel. Tapi sekarang sudah elektronik dan tidak dicap lagi di Korea sana.

Australia

Visa Australia ini susah-susah gampang. Gampangnya tinggal apply lewat web Immi, semua dokumen upload online dan prosesnya cepat banget. Visa di-email dan ngga perlu diprint karena sudah masuk di sistem saat masuk ke border Australia. Praktis banget dan malahan setelah covid, visa saya jadi hanya semenit (auto approved).

Susahnya, hmmm ya dokumennya harus beneran valid dan punya tujuan jelas masuk Australia. Tabungan harus lebih dari cukup dan bisa membuktikan asal uangnya (dengan surat keterangan kerja/slip gaji). Surat sponsor bila perlu dan juga surat keterangan kerja. Sisanya dokumen biasa dan tidak perlu ditranslate. Bahkan tidak perlu melampirkan tiket juga. Lebih lengkapnya bisa dibaca di sini.

India

Membuat visa India itu gratis, bahkan bisa multiple 5 tahun. Semenjak 2018 dibebaskan biaya apply visa dan bisa dibuat secara online, saya langsung apply karena memang pengen banget ke India. Cara apply-nya juga mudah, namun yang perlu diwaspadai adalah banyaknya web tidak resmi yang menyamar jadi web resmi apply visa India.

Kemudahan membuat visa elektronik ini menjadi bagian dari kampanye India untuk mengundang orang lebih banyak untuk visit/liburan ke India. Syaratnya mudah banget, cuma scan paspor dan juga photo. Visa jadi hanya dalam waktu sehari dalam bentuk elektronik dan dikirim melalui email. Cara buatnya bisa di lihat di cara membuat visa India ya.

Saudi Arabia

Sebetulnya bukan gimana-gimana tapi hanya apply visa transit 4 hari saja. Jadi ceritanya, saya ngga dapet menu apply e-visa melalui pembelian tiket di Saudia.com. Entah karena belinya di jarak yang terlalu jauh (8 bulan) atau tidak beli di link khusus transit visa, saya jadi ngga bisa bikin e-visa transit secara online.

Setelah baca sana sini, akhirnya saya memutuskan untuk apply langsung ke VC Tasheer yang ada di Epiwalk lantai 2 kuningan. Waktu sudah cukup mepet karena memang saya nunggu menu visa yang harusnya sudah bisa saya akses di bulan keberangkatan. Namun karena sudah panik dan saya paling ngga suka buru-buru, akhirnya saya putuskan apply secara manual saja.

Secara proses ngga terlalu susah, tapi memang butuh waktu seharian. Apalagi karena melalui VFS, duh biaya jadi melonjak tajam karena tambahan biaya administrasi. Tapi ngga papa sih, namanya juga visa untuk ibadah, jadi harus banyak-banyak sabar. Cerita lengkapnya bisa dibaca di cara membuat visa transit untuk umroh.

Eropa (Schengen)

Tipe visa ini emang rumit dan gampang-gampang susah. Gimana engga? Namanya juga Eropa dengan banyak negara maju di dalamnya. Persyaratannya beneran banyak dan harus detail. Apalagi kalau memang tujuannya adalah liburan. Kenapa pada akhirnya dibuat sedemikian complicated, karena banyak sekali imigran yang disinyalir stay dan cari kerja di sana. Apalagi, tau sendiri kan negara kita lemah banget.

Tapi bukan tidak mungkin lolos visa untuk liburan. Saya sendiri yang sudah merasa cukup banget dengan persyaratan, hanya dikasi 15 hari sesuai perjalanan wkwkwk. Hadeuhhh, pelitt kali inii negara. Saya apply di VFS negara Belanda karena memang keluar dan pergi dari negara itu. Semua dokumen saya lengkapi selengkap-lengkapnya.

Satu hal mungkin yang jadi pertimbangan, walau saya sendirian perginya, saya banyak memiliki ikatan di Indonesia. Seperti punya suami dan anak-anak serta punya pekerjaan di Indonesia. Jadi alasan kembali pulang tentunya sangat kuat. Ditambah saya juga menyertakan ijin suami dan tentunya juga menjadi sponsor perjalanan saya. Sepertinya itulah yang membuat visa schengen saya cepat lolos dengan waktu hanya 5 hari dari 12 hari normalnya.

Target saya untuk visa sebetulnya ada Visa UK. Katanya prosesnya lama dan bisa memakan waktu sampai 2-3 bulan. Belum pernah nyoba sih, tapi kalau nyoba berarti harus jauh hari banget dan serius untuk mengajukan aplikasinya biar ngga ditolak.

Masih ada satu visa yang pengen banget saya punya, yaitu Amerika. Walaupun ngga perlu tiket ke Amerika, namun saya masih urung. Apa hal? Belum punya keinginan untuk ke sana. Takut sebetulnya, apalagi kalau sendirian. Berasa ngga aman. Sementara mau ikut tour travel, belum yang segitunya banget pengen ngunjungin negara Paman Sam. Tapi bolehlah kapan-kapan kalau ada yang yang bayarin wekekek.

So far alhamdulillah saya belum pernah menerima penolakan aplikasi visa. Saya sendiri aslinya paling takut kalau visa ketolak, jadilah persiapan aplikasi saya buat dengan sebenar-benarnya dan sebaik mungkin sehingga kesempatan lolosnya tinggi. Jadi jangan sepelekan soal bikin visa ya, biar aman dan diapprove!

0 0 votes
Article Rating