Kalau Sedang Cacar, Jangan Naik Pesawat!
Yup! Kalau sedang mengidap penyakit yang menular seperti cacar, tahan dulu keinginan untuk bepergian menggunakan pesawat. Karena ternyata memiliki penyakit menular menjadi salah satu faktor yang menyebabkan seseorang dinyatakan tidak layak terbang. Karena akan menulari penumpang lainnya. Tapi siapa sih orang yang berhak menyatakan seseorang tidak layak terbang ini? Ternyata, di setiap pelabuhan maupun bandara terdapat Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP). Dan jika dipaksakan untuk terbang walaupun sedang sakit menular seperti cacar ini, petugas kesehatan pelabuhan akan melakukan tindakan loh.
Saya juga baru tahu, pada saat melakukan Press Tour Kemenkes minggu lalu tanggal 21-23 April 2016 di Batam. Oia, buat yang belum tahu karena kurang gaul :p, saya dan 11 blogger lainnya diajak oleh Kementrian Kesehatan untuk melakukan beberapa kunjungan. Antara lain ke KKP Pelabuhan, Tim Nusantara Sehat di Belakang Padang, McDermott, berbincang bersama Kepala Dinas Kesehatan Batam, sampai jalan-jalan ke tempat wisata di Kota Batam.
Nah pada saat tiba di Bandara Hang Nadim Batam ini, pemanasan press tour dimulai dengan mengunjungi KKP yang merupakan pos pelayanan teknis untuk kesehatan. Tugas utama mereka adalah untuk cegah tangkal penyakit maupun penularannya di pintu masuk Indonesia. Karena memang bandara dan pelabuhan, tentunya banyak pertukaran orang dari berbagai negara. Yang kadang-kadang negara tersebut sedang terjangkit virus berbahaya, seperti misalnya Ebola, Sars, Zaika, dan macam-macam lainnya yang akrab kita dengar khan. Makanya KKP betul-betul melakukan pekerjaan dengan serius agar virus tersebut tidak masuk ke Indonesia.
KKP ini tugasnya mengawasi orang, barang, dan alat angkut. Kalau dulu itu KKP ini dikenal dengan Karantina, kemudian diganti menjadi Karantina Kesehatan, dan sekarang menjadi KKP. Jadi ngga bingung lagi kan dengan nama KKP ini yang mungkin sebetulnya sudah familiar. Setiap perbatasan atau lintas negara, KPP ini pasti ada. Kecuali ya di pelabuhan tikus wekekek.
Saya juga baru tau ada istilah pelabuhan tikus yang biasa digunakan untuk penyelundupan gelap orang dan barang. Oia kecuali accidentally seperti kapal TKI atau kapal orang asing yang butuh bantuan kesehatan, KKP pasti ada di situ juga. Hal lain yang dilakukan oleh KKP ini adalah pelayanan kesehatan di lingkungan sekitar pelabuhan. Termasuk kesehatan para karyawan dan lingkungan sekitarnya.
Sewaktu saya datang ke Jepang beberapa waktu lalu, saya masih ingat. Yang pertama saya lewati saat tiba itu bukan Imigrasi akan tetapi scanning dari pelayanan kesehatan. Alatnya sudah canggih sih dan memang mendeteksi kelainan suhu pada badan. Tapi kalau di KKP Batam masih sangat manual dan terbatas. Jadi lebih banyak melihat dari manifest penumpang, asal negaranya apakah sedang terjangkit, atau berdasarkan laporan dari maskapai. Untungnya wilayah Batam biasa disinggahi oleh wisatawan negara sekitar seperti Malaysia atau Singapura, yang notabene bukan merupakan negara yang memiliki penyakit menular seperti Afrika misalnya.
Pengawasan kesehatan penumpang memang penting. Seringkali kalau ditemukan berbagai penyakit menular, ngga hanya dilarang terbang tapi juga dilakukan penyembuhan terlebih dahulu atau malah diisolasi sebelum terbang atau masuk ke Indonesia. Hal ini dilakukan untuk mencegah masuknya berbagai penyakit dari negara luar ke Indonesia. Jadi kalau lagi sakit cacar atau sedang sakit menular lainnya, tahan dulu berangkatnya. Karena percuma, pasti ketahan di bandara. Kalau itu sudah kejadian ditahan, tiketnya bisa direfund kok. Kan memang bukan kesalahan penumpang, tapi dinyatakan tidak sehat.
Pada dasarnya, kriteria orang yang tidak layak terbang adalah dari kondisi fisik dan penyakitnya. Kalau kondisi orangnya sedang lemah karena anemia misalnya, kemudian tekanan darahnya rendah, dan terlihat mau pingsan. Itu tidak diperbolehkan terbang terlebih dahulu dan harus sudah dinyatakan siap baru boleh berangkat. Satu lagi karena penyakitnya. Akan dilihat penyakit yang diderita, apakah akan menulari penumpang yang lain atau tidak. Jadi, jangan lupa perhatikan kesehatan kita yah sebelum berangkat 🙂
Thermal scanner ini uda seharusnya nggak cuman tersedia di bandara lintas negara aja ya mba, dan satu lagi nih. Nggak cuman dipake pas lagi ada hot issue penyakir menular aja…hihihi.
Dan baru tahu kalau pengidap cacar ngga boleh naik pesawat -___- Jadi, harus dipastikan ya kalo kita benar-benar sehat saat akan berpergian dengan pesawat.
Kalo dah cacar kayak nya dah lemes aja ngak bakalan bisa pergi ke bandara hahaha
Jadi inget jaman smu kena cacar air itu lemes meriang lengkap semua
Saya baru tau loh Mbk Shintaries seputar KKP ya pas waktu ikut tour Kemenkes RI kemarin. Hehe.
Semoga KKP Batam bisa terus menjalankan tugas dengan baik, walau tempatnya sangat sempit hehe.
Baca ini jadi inget Ayman, cucu bunda, yang punya planning liburan yang akan datang ke Jepang sama Mamanya (Bunda gak diajak, hiks…). Alhamdulillah info yang manfaat. Ayman harus fit banget, mudah-mudahan sebulan sebelum liburan badannyaa udah super fit. Insya Allah. Jadi Blogger muda dengan segala kepiawaian, apalagi yang gak bisa dilakukan oleh Shinta. Berkahnya selalu berbagi ilmu gratis. Semoga selalu sukses. Aamiin.