Hampir 20% kasus kematian pada orang dewasa terjadi dengan gejala anemia, yaitu kadar Hb yang rendah dibawah normal. Seringkali anemia ini dianggap bukan penyakit serius, padahal penting untuk selalu aware dengan kondisi badan terutama darah. Eits, tapi jangan salah ya, tekanan darah rendah bukan berarti anemia. Anemia itu sendiri adalah kondisi tidak sehat di mana kadar Hemoglobin darah lebih rendah dari normal.

Faktor utama anemia adalah kekurangan zat besi yang sebetulnya wajib kita konsumsi melalui makanan. Seperti hati atau daging merah. Namun yang terjadi saat ini adalah gaya hidup yang tidak sehat, membuat kita malas mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi tinggi. Bahkan berdasarkan Riset Kesehatan Dasar, di tahun 2013 saja, ada sekitar 21,7% yang terkena anemia. Dan proporsi perempuan lebih besar yaitu mencapai 23,9% dibandingkan dengan laki-laki yang proporsinya sebesar 18,4%. Duh saya termasuk ngga ya?

Kalau dilihat dari proporsi tersebut, tentunya perempuan lebih rentan mengalami kekurangan darah. Apalagi bagi ibu bekerja. Dan jumlahnya tidak main-main, mencapai 35% loh. Pastinya sudah repot dengan urusan rumah tangga, pekerjaan di kantor, dan harus mengurus anak-anak. Diakui juga oleh Mba Mona Ratuliu yang sekarang lebih concern dengan kesehatan dirinya. Karena menurutnya, seorang ibu apalagi ibu bekerja, penting untuk sehat terlebih dahulu supaya produktivitasnya meningkat.

Nah, supaya kita tidak terkena dan mulai mengenali apakah kita mengalami gejala anemia, ada hal-hal yang harus diperhatikan. Berdasarkan penjelasan dari dr. Yustina Anie Indriastuti, Msc, SpGK, yang merupakan Wakil Ketua PP-PDGMI, anemia memiliki gejala sebagai berikut:

  • 5L (Lesu, letih, lemah, lelah, lalai)
  • Sakit kepala
  • Pusing (kepala terasa berputar)
  • Mata berkunang-kunang
  • Mudah mengantuk
  • Mudah capek
  • Sulit konsentrasi
  • Pada keadaan yang lebih berat: muka, mata, bibir, kulit, kuku, telapak tangan pucat

Kalau kita merasakan gejala tersebut, cepet-cepet periksa Hb ya. Siapa tau mengalami anemia loh. Karena kalau sudah tidak tertolong, harus transfusi darah. Ibu saya pernah mengalami, saat itu Hb mencapai 5 dari nilai normal 12 dan harus transfusi 2 kantong darah. Wew, terbukti kan kalau anemia tidak ditangani dengan baik, akan menjadi silent killer. Dan ibu saya memang ibu bekerja, jadi sesuai sekali dengan penelitiannya 🙁

Ibu bekerja ternyata memang sangat rentan mengalami anemia, karena sebetulnya lebih membutuhkan zat besi yang lebih banyak karena melakukan kegiatan sehari-hari. Baik itu sebagai ibu, istri, dan karyawati. Belum lagi mengalami siklus bulanan, melahirkan, dan masa menyusui. Ditambah lagi pola hidup yang tidak sehat, yaitu kurangnya konsumsi makanan yang mengandung zat besi. Selain itu, pola tidur yang tidak teratur serta istirahat yang kurang juga dapat menurunkan daya tahan tubuh sehingga mudah terkena infeksi.

Anemia ini memberikan dampak yang signifikan pada kinerja dan produktivitas. Karena ibu bekerja yang mengalami anemia, akan mengalami kelelahan dan kurang konsentrasi pada pekerjaan. Sehingga penurunan kinerja dapat terjadi sampai 20% atau bisa mencapai 6,5 jam per minggu. Kita bisa mencegahnya dengan pola hidup sehat yaitu mengkonsumsi makanan bernutrisi, buah-buahan yang mengandung vitamin C untuk penyerapan makanan, dan suplemen zat besi. Olahraga teratur juga sangat disarankan. Minimal jalan cepat selama 30 menit di pagi hari.

Indonesia Bebas Anemia

Untuk lebih mengedukasi masyarakat mengenai anemia, PT Merck yang selalu berkontribusi dalam kesehatan Indonesia, memberikan dukungan dalam mencegah dan mengatasi anemia. Melalui kampanye edukasi “Indonesia Bebas Anemia” dalam acara press conference hari ini, Rabu tanggal 16 Maret 2016 di Hotel JS Luwansa, Merck mengajak seluruh masyarakat memberikan dukungannya untuk lebih aware terhadap anemia.

Hadir pula Ibu Anie Rachmayani, Head of Marketing Consumer Health PT Merck Tbk. Indonesia yang menjelaskan bahwa, Merck bekerja sama dengan Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia (PDGMI) untuk lebih meningkatkan kesadaran masyarakat, agar lebih memahami gejala anemia. Sehingga produktivitas terutama ibu bekerja bisa meningkat dan juga untuk mensukseskan kampanye edukasi Indonesia Bebas Anemia.

Kampanye ini dilakukan melalui berbagai fasilitas gratis untuk masyarakat yang dinamakan Tanya Anemia Center. Di booth Tanya Anemia Center ini, kita dapat berkonsultasi dan melakukan pemeriksaan gejala anemia. Pemeriksaan dilakukan dengan anemiameter, sebuah aplikasi screening test dengan mendata gejala-gejala yang dialami. Animeter ini dibuat khusus oleh para ahli dan bekerja sama dengan PDGMI.

Saat saya mencoba anemiameter, ada beberapa pertanyaan yang harus dijawab. Seperti apakah sering pusing, sering sesak napas, mudah lelah, konsentrasi yang menurun, bahkan sampai kebiasaan minum teh sehari-hari. Yang menarik dari tes anemiameter ini, mata langsung diphoto dan dipadankan warnanya sesuai dengan skor gejala anemia. Kalau ternyata putih, itu berarti sudah harus tes darah dan mengkonsumsi zat besi yang banyak. Dan hasil saya sendiri kurang memuaskan, mendapatkan skor 6 dari 10 berarti harus banyak mengkonsumsi daging mentah atau hati, eh paling gampang kayaknya konsumsi suplemen zat besi aja kali ya.

Kalau temen-temen mau mencoba, anemiameter ini juga dapat diakses di website Sangobion. Jadi kita bisa segera mendapatkan gambaran sedang mengalami gejala anemia atau tidak. Kita pun sebagai netizen juga dapat membantu kampanye dukungan Indonesia Bebas Anemia ini, dengan rutin mentweet tentang anemia dengan hestek #IDBebasAnemia. Kota yang paling banyak mengkampanyekan hestek tersebut, akan dikunjungi loh dan akan diberikan gelang solidaritas anemia untuk para sukarelawan.

Jadi, sudah cek apakah kita sudah bebas dari anemia?

0 0 votes
Article Rating