Bagi penjual tanaman hias dan suka kirim keluar pulau, penting untuk tahu cara membuat surat karantina tanaman. Karena ternyata, bisnis ini bukannya meredup di kala masa pandemi, tapi makin menggila. Yap, BISNIS JUAL BELI TANAMAN HIAS ngga ada obatnya. Hadeuh, sampe saya bold karena emang ngga habis pikir deh sama bisnis ini. Sebutlah monkey bisnis, eranya gelombang cinta yang dulu heboh juga dan aglonema yang harganya bisa jutaan rupiah. Tapi nyatanya ngga ada matinya.

Pandemi yang membuat orang orang harus di rumah aja menjadikan merawat tanaman sebagai hobi. Tentunya Indonesia sebagai negara tropis, punya banyak banget varian tanaman yang bagus bagus dan mudah dirawat. Walaupun ada juga tanaman langka yang banyak diburu kolektor. Ini lah yang membuat tanaman menjadi mahal, yang tidak hanya langka namun juga cantik karena sedap dipandang mata.

Sebutlah Monstera Variegata yang sekarang lagi naik daun. Berbeda dengan monstera yang hanya punya daun warna hijau, monstera variegata ini mempunyai corak putih yang dinamis yang tidak bisa diprediksi di tiap daun barunya. Harganya pun lebih “murah” daripada tipe monsvar thai constellation atau marmorata. Ngga heran jadi buruan setiap pecinta tanaman.

Nah siapa sangka si tanaman monvar ini bisa jadi investasi jangka pendek loh. Perputarannya cepet banget. Beli hari ini, 2 minggu kemudian bisa jual lagi dan malah untung 100%. Ini beneran wkwkwk. Makanya ngga heran, kalo kolektor pun bisa nyambi jadi penjual tanaman hias.

Bagi yang memang bisnisnya di tanaman hias pastinya sudah tau bagaimana cara mengirim tanaman hias, apalagi yang berbeda pulau. Tapi bagi yang belum tau, saya akan infokan cara membuat surat karantina tanaman yang memang dibutuhkan.

Membuat Surat Karantina Tanaman

Untuk pengiriman tanaman hias luar pulau memang diharuskan menyertakan surat karantina tanaman. Karena ini harus melalui pemeriksaan bandara yang jadi aturan utama keluar masuk tanaman. Jika tanaman yang dikirim tidak memiliki suratnya, jangan harap bisa lolos dan sampai ke tujuan. Yang ada tanaman dikembalikan. Jangankan dalam negeri antar pulau ya, kirim tanaman keluar negeri aja juga bisa dibalikin loh kalo ngga ada surat resminya. Makanya penting untuk mengurus ini.

Apalagi kalau tanaman yang kita kirim ini termasuk kategori tanaman sultan alias mihil. Kelamaan di jalan, stress, ngga nyampe malah mati nanti. Duh boncos abis kan. Makanya jangan lupain surat karantina tanaman ini ya.

Ekspedisi yang sudah jadi andalan para seller tanaman adalah TIKI. Karena pelayanannya oke dan sudah include surat karantina tanaman untuk pengiriman luar pulau. Ini sudah ada di sistem mereka, jadi lebih mudah. Oia beberapa TIKI yang ada di dekat rumah saya semua menerima pengiriman tanaman include surat karantina. Jadinya the best banget deh TIKI ini *eitss bukan endorse yaa hahaha.

Tapi ada beberapa kasus yang ternyata membuat saya harus mengurus sendiri surat karantina ini. Contohnya pengiriman ke kota yang tidak terjangkau sama TIKI. Saya harus mencari ekspedisi lain. Coba ke JNE, ini dia ngga punya sistem pembuatan surat karantina, jadi ngga menjamin bisa sampai. Harus banget dari kitanya yang sudah ada surat dan dilampirkan saat pengiriman. Tapi yang saya sering dengar dari seller tanaman dan user, katanya penanganan untuk tanaman ngga bagus. Ngga jarang begitu tiba ke pembeli malah sudah rusak karena perlakuan pengiriman yang tidak sesuai standar. Ke J&T malah lebih parah, mereka ngga terima kirim tanaman. Jadi saya ditolak wkwkwk.

Nah ceritanya kan mau kirim dengan JNE, tapi mereka ngga nyediakan layanan surat karantina tanaman. Sayang banget ya, padahal tanaman tuh lagi booming banget. Apalagi yang berani bayar mahal biasanya justru orang luar pulau Jawa. Jadi sebetulnya rugi banget. Tapi ya udahlah, karena saya butuh, jadinya saya urus sendiri aja dan memang ternyata murah dan mudah.

Mengajukan Pembuatan Surat Karantina Tanaman

Untuk pembuatan Surat Karantina Tanaman, saya membuatnya di Balai Besar Karantina Pertanian Bandara Soekarno Hatta. Saya ngga tau apakah tempat lain bisa, tapi setelah saya tanya-tanya hanya bisa dibuat di sini. Yang bingung lokasinya, ada di perkantoran Bandara Soetta, sebelah kantor Airport Security ato gampangnya patokan Imigrasi Bandara.

Nah prosesnya sangat mudah, cepat, dan murah. Step by stepnya:

surat karantina tanaman
  1. Masuk ke kantor Balai Besar Karantina Pertanian, lalu ke loket yang terletak di belakang gedung.
  2. Minta formulir untuk pembuatan surat karantina, lalu ke bagian di depan Koperasi untuk pengecekan
  3. Tanaman harus dibawa untuk dicek terlebih dahulu
  4. Setelah dicek, isi formulirnya dengan benar lalu kembali lagi ke loket Q Corner untuk dibuatkan billing code nya
  5. Tunggu sebentar, nanti akan dipanggil dan diberikan billing code
  6. Pembayaran pun langsung gesek kartu debit ya, ini dilakukan di pos satpam dimana sudah ada EDC dari berbagai bank.
  7. Setelah membayar tinggal balik lagi ke loket dan jadi deh sertifikatnya.
  8. Gampang khan

Harganya juga sangat murah, saya hanya membayar Rp5.100 (Lima ribu seratus perak) saja. Biaya inipun langsung ditransfer ke negara, jadi aman prosesnya dan ngga ada biaya tambahan. Nah prosesnya memang mudah tapi biasanya ngantri dan tentunya makan waktu. Kalo mau mencoba, saran saya datang pagi ya.

Oia, walapun kita sudah punya surat karantina yang diurus sendiri, ini ngga bisa dipakai kalau pakai TIKI karena biaya surat ini sebetulnya sudah by sistem. Jadi mereka ngga bisa misah untuk biayanya.

Semoga bermanfaat dan semangat cari cuan dari jualan tanaman hias! ^^.

0 0 votes
Article Rating