Welcome back to seriesnya India yaa. Kali ini saya akan bahas lebih dalam soal transportasi selama di India. Walaupun baru sekali ke India, paling tidak saya mau share yang sudah saya alami sewaktu di sana. Jadi kalau ada yang kurang atau mau menambahkan, feel free banget loh.

Moda transportasi yang bisa digunakan saat di sana itu ada bermacam-macam. Yang pertama yang lokal dalam kota, ada MRT (di Delhi), kereta luar kota, bajaj alias rickshaw (ato tuktuk), dan UBER. Kalo bus, karena saya ngga berani naik, jadi ngga rekomendasi. Yang penting kita tau mau kemana dan harus naik apa.

Soal transportasi ini ngga saya prepare sama sekali sebelumnya. Bodohnya saya yang kali ini beneran ngga sempet survei sana sini, berharap bisa langsung aja ngelakuin setibanya di sana. But then, jeng-jeng! Banyak sekali hal tidak terduga yang terjadi tapi serunya minta ampun.

Wajib Punya Akun IRCTC Untuk Berkereta Ria Keluar Kota

Akun ini kita gunakan untuk membeli tiket kereta. Cara mencari jalur kereta ini sumpah gampang banget, thanks to mbah google. Lalu dari situ kita jadi tau, jalur kereta apa saja yang mau kita beli. Jadi jangan ulangi kesalahan saya, yang ngga siapin apa apa apalagi akun IRCTC ini. Sebelum kalian pergi ke India, please registrasi dulu dan diselesaikan untuk mendapat akun IRCTC hahaha. Karena kalau engga, bakalan zonk dan bingung mau ngapain.

Jangan males googling untuk mencari tau rute, nama kereta, dan jam keberangkatan

Cara registrasinya mudah, melalui link https://www.irctc.co.in/ lalu klik register. Hal yang paling penting saat mendaftar adalah memasukkan kode negara nomor telepon kita dengan 3 digit. Misalnya, nomor hape saya khan 08173388xxx nah ubah ini menggunakan kode negara Indonesia menjadi 628173388xxx. Lalu saat input di kolom registrasi, masukkan 628-173388xx.

cara-daftar-irctc-india

Kemudian proses selanjutnya adalah harus verifikasi email dan no hp dengan memasukkan kode. Nah, kalau format no hp saat input salah, ya wassalam dah kaya saya ama tari yang ngga dapet kode verifikasi. Tapi setelah baca di blog omnduut, akhirnya daftar lagi dan bisa sukses. Setelahnya kita memasukkan nomor kartu kredit atau kalo punya Jenius juga bisa dipake. Karena dia akan men-charge untuk (lagi-lagi) verifikasi akun.

Untuk transaksi IRCTC ini, sepengalaman saya ada beberapa hal yang harus diketahui, antara lain:

cara-daftar-irctc-india
  • Ada dua kuota yang tersedia, pertama kuota lokal yang kedua kuota internasional (turis asing). Kuota ini bisa dibeli sebulan sebelum keberangkatan. Tapi kalo jatuhnya dadakan kaya saya gini, kuota internasional suka ngga ada.
  • Kalau kita berhasil mendapatkan kuota internasional, pembayaran bisa mudah. Yaitu dengan kartu kredit yang sudah didaftarkan terlebih dahulu. Nah, yang jadi problem kalo ternyata belinya kuota lokal karena memang hanya itu yang tersedia. Yang ada, kita ngga bisa pakai kartu kredit internasional karena mereka ngga mau nge-charge biaya yang lebih besar. Tau khan konsep GPN, nah seperti itulah kondisinya kalo beli kuota lokal yang hanya bisa dibeli dengan kartu kredit lokal juga.
  • Lalu caranya gimana? Untunglah ada website yang namanya Clear Trip. Melalui website ini, dia jadi pihak ketiga yang menghubungkan orang asing dengan IRCTC, khususnya yang beli kuota lokal. Jadi alat pembayarannya bisa kartu kredit internasional. Tapi sebelum menggunakan, pastikan sudah hapal username dan password IRCTC karena nanti dia akan connect ke situ. Beli di Clear Trip ini beneran bantu banget, karena semua jelas dan kita bebas pilih tempat duduk/tempat tidur yang tersedia. Pastikan selalu beli yang available jangan yang waiting list. 
  • Tiket yang sudah confirmed akan dikirim ke email. Baca kembali jam keberangkatan, nama kereta, nomor kereta, gerbong, tempat duduk, dan cocokkan semua saat berada di stasiun maupun naik kereta. Screenshot tiket dan pastikan batere ngga habis ya, karena akan ada pemeriksaan di atas kereta dan siapkan juga paspor sebagai identitas.
cara-daftar-irctc-india
Murah khan 150rb berdua hahaha
  • Jenis gerbong yang bisa kita pilih ada bermacam-macam dan juga harganya berbeda satu sama lain. Paling murah adalah second class, gerbong tanpa nomor tempat duduk. Ssstt kalau perempuan ternyata ada gerbong khususnya loh di bagian paling belakang. Jadi ngga perlu ikutan rebutan hahaha. Walopun biasanya agak rusuh juga di gerbong perempuan. Karena sepertinya budaya mereka teriak satu sama lain yak klo ngomong wkwkwk. Oia sedikit tips, kalau mau memilih yang sleeper, untuk perempuan sebaiknya pilih yang paling atas biar aman ngga ribet dilihatin apalagi klo mau tidur qiqiqi.
  • Sebelum membeli, pastikan nama kereta dan jalur yang sudah dicek terlebih dahulu melalui google map. Jadi lebih mudah membeli dan ngga berasa ribet karena sudah tau yang dibeli itu yang mana. Kalo jadwalnya ngga sesuai karena harga yang tersedia mahal, ya cari lagi dan cocokkan jadwal aja. Yang penting jangan sampai missed apalagi kalau keretanya nyambung dan harus transit.

Untuk masalah naik kereta keluar kota harusnya udah ngga masalah ya karena gampang banget bookingnya secara online dan pake Clear Trip kalo mau dadakan dan pake kuota lokal. Saya juga menghindari naik bis nih, sebisa mungkin memang pilih kereta walo kemarin itu harus pindah 3 stasiun.

Untuk transportasi dalam kota seperti di Delhi juga gampang banget. Semacam MRT yang biasa kita temui di negara lain dan keretanya bagus-bagus loh. Kalo MRT emang lebih modern dan bersih, baik di stasiun dan juga di dalam kereta. Aman banget cuy! Kalo mau lebih gampang lagi pake UBER aja. Walaupun di kita udah ngga ada, kalo yang udah punya akun bisa make lagi. Harga? Mure semure-murenya uhuyy.

Kalau mau go show beli tiket luar kota juga bisa kok, ngga masalah. Karena kasus awal saya yang ngga bisa pesan online adalah karena mereka ngga mau terima pembayaran kartu kredit internasional khan (dan saya belum tau soal Clear Trip). Sebabnya adalah saya membeli tiket kuota lokal karena yang kuota turis udah ngga bisa beli lagi karena habis. Lalu saking pasrahnya, saya dan tari akhirnya ke stasiun yang ditunjukkan Google dan antri di situ.

Kebayang dong pertama kali ke stasiun udah harus dihadapkan pada situasi yang 100% orang India dan berbahasa Hindi wkwkwk. Sumpah antara excited dan juga panik. Untunglah saya ama tari udah biasa dalam situasi tidak menentu kayak gini, maklum backpacker yang nerima konsekuensi ngga pake plan sebelumnya hahaha.

Yang parah kan karena stasiun lokal banget, ngga ada yang bisa bahasa Inggris dan ngga ada loket khusus turis seperti rangorang bilang. Jadilah beneran ngantri dan sekuat tenaga bertahan dari serobotan hahaha. Untungnya ada loket khusus perempuan dan manula, jadi serobotannya juga ngga parah-parah amat. Malahan saya merasa mereka agak minggir ngga berani nyenggol karena orang asing.

Yang daebaknya lagi, saat beli tiket dongs. Saya khan bermaksud beli kelas sleeper jurusan Delhi ke Udaipur. Ngga tau si penjaga loketnya ngomong apa, saya iya iya-in aja. Dikasihlah print-an tiket dalam bahasa Hindi dan ngga jelas wkwkwk edun banget dah ah.

Karena kita udah ngecek nama kereta dan jam, akhirnya patokan ke itu aja dan setengah mati berusaha menerjemahkan isi dari tiketnya. Karena beda banget antara kereta yang mau kita naikin sama yang tertera di tiket. Lalu masalah tempat duduk juga, udah was-was muka panik campur pasrah bakalan tidur di bawah dah. Tapi ternyata alhamdulillah, semua itu ngga terjadi.

Pertama-tama kita pastiin dulu jurusannya, lalu ke peron yang sesuai jurusan ke Udaipur. Untungnya kereta sudah ada di situ satu jam sebelumnya jadi masih bisa santai. Kemudian karena beneran bingung apakah dapet sleeper atau engga, kita tanya aja ama petugasnya dan untung banget dia bilang Ladies Train, the last one!

Gile itu kaya kena siraman air dingin yang menyegarkan. Oh ternyata ada toh ladies train yang pas kita naik masih sepiiii. Yeaayyy, finally kita dapet tempat duduk ngga pake drama dan santai karena isinya perempuan semua hahaha.

Muka panik dan pasrah telah hilang 😀

Kereta Indonesia Lebih Baik dari Kereta India, Masa Sih?

Sepanjang pengamatan saya yang suka iseng ini, saya sendiri cukup amaze dengan sistem kereta apinya Indian Railways. Kalo kalian bilang, ih keretanya jelek ya, ih keretanya kaya kita jaman dulu, ih ngeri ngga sih naik rebutan kaya gitu, ih kayaknya masih mendingan di Indonesia deh wkwkwk. Saya bisa pastikan semua aman, nyaman terkendali, dan buat saya lebih baik kereta India loh sodara-sodaraku setanah air.

Pertama, kereta mereka memang jadul bahkan mungkin sudah dari jaman peninggalan jajahan Inggris, tapi sumpah itu terawat banget. Alasan utama masih bisa dipakai pun saya rasa karena perawatannya oke dan masih layak untuk digunakan. Jadi rasanya ngga perlu punya armada baru, karena dengan begitu mereka bisa menghemat biaya transportasi kereta api. Kebayang dong 50k untuk perjalanan 12 jam dan terjangkau untuk masyarakat mereka yang memang masih banyak kelas bawahnya.

Lalu yang kedua, saya ngga nyangka kereta yang bentukannya jadul itu ternyata bersih bahkan sampai toiletnya pun punya sistem plumbing yang menarik. Iseng saya perhatikan, bentuk kerannya ngga yang putar tapi ditekan. Kalo ngga ditekan ya ngga keluar airnya, kebayang dong bisa menghemat air berapa banyak karena mungkin orang India banyak yang slebor dan takutnya air ngalir aja gitu.

Ketiga, tau ngga? Selama di sana, saya belum pernah mengalami keterlambatan dan kesalahan gerbong padahal ganti kereta bisa sampe 3x. Hebat khan! Karena apa? Karena jadwal tercantum dengan jelas, di setiap peron ada LED kecil yang memberikan informasi nomor kereta dan apabila kereta telah sampai, nomor tadi berubah jadi nama gerbong. Jadi kita ngga ribed cari cari gerbong.

Penghematan listrik juga buat saya jadi acungan jempol untuk Indian Railways. Tau dong kalo bayar listrik itu mahal banget di semua negara. Nah karena kereta biasanya sudah sampai satu sampai dua jam sebelumnya, itu listrik dimatikan dulu sampai 30 menit menjelang keberangkatan. Jadi kalo tetep mau naik cari tempat duduk ya ngga papa, kan tinggal nyalain flash di hape aja. Kebayang ngga sih berapa banyak yang mereka bisa hemat hanya dengan mematikan lampu ckckck.

Lalu masalah waktu yang saya ancungi jempol. Tepat waktu banget, sejam bahkan dua jam sebelum perjalanan, itu kereta udah nangkring di situ walaupun kereta transit loh. Yang parah, ngga ada halo-halo bandung nginfoin kita udah sampe di stasiun mana. Tapi kok orang-orang pada sudah tau ya turun di mana. Selidik punya selidik, saking tepat waktunya, itu ngecekin jam aja udah pada tau sampe dimana loh. Misal, jadwal sampe di stasiun A adalah pukul 14.00 waktu setempat, ya udah itu yang jadi patokan dan beneran tepat. Daebak!

Sebagian besar keretanya juga ngga ber-ac, hanya pakai kipas angin dan jendela yang bisa dibuka tutup kalo dingin saat malam. Kalau mau ke gerbong AC ya bayar lebih mahal, I think this is fair enough! Masyarakat yang pas-pasan masih bisa menikmati kereta yang nyaman lagi murah dan yang punya duit sambil geret koper juga bisa enak-enak tidur di ruangan yang dingin dengan membayar lebih banyak.

Salah satu hal yang saya tidak duga itu, lift di stasiun besar di setiap kota itu berfungsi dengan baik walaupun penampakannya ngga meyakinkan. Bandingkan dengan lift yang ada di Indonesia (zzzz) yang palingan hanya bertahan beberapa bulan trus besok udah ngga bisa kepake lagi. Itupun hanya di stasiun besar saja kan. Gila bener dah mereka perawatannya.

Ini yang paling saya suka, ada tempat buat bersih bersih kecil semacam cuci muka ato sikat gigi tanpa perlu ke toilet. Ditambah lagi air gratis dimana mana loh karena mereka memang mengembangkan filter air yang bisa diminum langsung. Jadi bakal nemuin banyak minuman gratis walaupun rasanya antara satu dan lainnya berbeda hahaha.

Sisanya ya well, stasiunnya mirip mirip ama stasiun kereta kita yang di daerah Jawa. Jadi menurut saya sih, kereta India tidak seburuk itu kok. Nyatanya saya bisa menikmati perjalanan murah meriah, aman nyaman, dan minum gratis lagi. Apalagi melihat effort mereka untuk memberikan pelayanan transportasi massal dan murah untuk rakyatnya, duh jempol banget deh. Itulah yang membuat saya berpikir kalau kereta India lebih baik, tidak hanya mengutamakan kenyamanan tapi juga keselamatan dan efisiensi yang maksimal.

0 0 votes
Article Rating