Saya sebetulnya paling anti memakai batik. Selain karena bakalan terlihat 10 tahun lebih tua *uhuk, saya susah banget cari model yang cocok di badan. Salah-salah jadi saltum dan bakalan bete. Terlebih lagi, memakai batik ini kesannya memang formal sekali. Iyaa, saya tahu sudah banyak batik yang oke punya buat dipakai sehari-hari. Tapi kok kayaknya masih ngga pede huhuhu.

Lalu, kebutuhan akan batik jadi meningkat dan terdesak saat banyak diundang ke acara formal. Macam ke kementrian atau kedutaan. Punya sih batik yang dibeli di Jogja, tapi lagi-lagi ngga pernah dipakai karena modelnya memang kurang sreg di badan. As you know, saya tipikal yang sangat-sangat casual. Jadi bakalan agak tersiksa dengan segala macam pakaian resmi 🙁

Pada akhirnya, pencarian batik ini urgensinya sangat tinggi saat diundang ke acara kedutaan. Iya, acara formal bertemu dengan Menteri Perdagangan Australia. Merasa terhormat banget sebetulnya diundang dan masuk dalam list Young Entrepreneur Indonesia, yang dianggap memiliki potensi besar untuk berkembang dan bekerja sama (mudah-mudahan) dengan pihak pemerintah Australia. Banyak sekali yang hadir, yang saya tahu persis mereka memiliki bisnis yang mumpuni, berorientasi masa depan, jago dalam komunikasi bahasa Inggris, dan yang pasti masih muda.

Me and Mr. Hon Steven Ciobo MP, Australian Minister for Trade, Tourism, and Investment

Masalah saya? Cuma di pakaian yang diwajibkan, yaitu batik hahaha. Setengah mati berpikir keras, batik macam apa yang mau saya gunakan. Saking galaunya masalah batik ini, saya keliling di beberapa toko batik terkemuka di mal dan masih belum menemukan yang cocok.

Masalah pertama adalah potongan baju yang sudah pasti harus lengan panjang karena memakai hijab. Lalu, saya ngga mau model yang mamah-mamah banget saking takut dikira engga young lagi hahaha. Trus, masalah warna, saya juga agak picky. Ngga mau yang terlalu ngejreng atau motifnya yang nabrak banget.

Ternyata, solusi utama menemukan batik yang tepat adalah bertanya. Iya, bertanya secara sungguh-sungguh ke mbak yang melayani dan menceritakan apa masalahnya. Mulai dari mau ke acara apa, potongannya seperti apa, sukanya kaya gimana, dan tadaaaa. Saya takjub masalah saya bisa selesai hanya dengan curcol ke mbaknya hahaha. Percayalah, tidak ada yang paling paham mengenai batik selain yang jual.

Mempercayakan pilihan batik yang sesuai keinginan saya kepada mbak yang jaga adalah pilihan tepat. Dua macam baju akhirnya saya boyong pulang. Tentunya tidak lengan panjang dan bermodel ibuk-ibuk yang sangat saya hindari. Tapi batik motif klasik yang bermodel kekinian yang bisa dipadukan dengan blazer dan ngga terlihat kaku banget. Saya selamat dari permasalahan baju batik *lebay.

Selanjutnya, saya ketagihan memakai baju batik. Kebetulan masih punya model satunya yang agak ngga cocok dipakai kondangan, tapi kayaknya seru dipakai untuk jalan. Jadilah kemarin ke acara blogger gathering, saya iseng pakai batik yang dipadupadankan dengan jeans biar lebih casual. Masalah berikutnya? (Duh hidup kok pernuh masalah amat yak). Sepatunya pakai apa yang cocok?

Edwina Shibori Denim by Arcadia Treasure

Saya punya berbagai macam sepatu. Dari yang wedges, flat, heels, sampai platform. Warnanya memang bervariasi, tapi sudah lama banget pengen yang berbahan denim. Sudah cari ke berbagai tempat kok rasanya ngga ada yang cocok. Mau beli online, takut kualitasnya ngga baik. Yang ada, malah kecewa.

Sampai akhirnya, nemu sepatu handmade yang lucu buat dipakai. Persis apa yang saya mau. Denim plus ada motif ombrenya. Yang udah mikir, bakalan cocok dipakai dengan jeans dan apapun atasan bajunya. Nemunya di Arcadia Treasure, sepatu handmade lokal berkualitas tinggi.

Buat pecinta sepatu lokal, wajib punya koleksinya sih kalau kata saya. Karena harganya masih sangat terjangkau, modelnya bervariasi dengan berbagai warna, koleksinya beragam, dan yang pasti masih buatan tangan sehingga kualitasnya benar-benar dijamin.

Saat barang yang saya pilih datang, saya bisa merasakan bantalannya empuk dan nyaman dipakai. Tapi pastikan ukuran yang dipesan betul-betul pas di kaki, kalau tidak ingin kaki menjadi lecet karena kesempitan.

Masalah model, saya lebih suka yang sifatnya mudah dipadupadankan. Seperti pemilihan warna yang netral dan bahan yang nyaman. Akan tetapi, saya paham bahwa sepatu itu masalah selera. Setiap orang punya preferensi yang berbeda. Ada yang sukanya memakai heels, wedges, platform, boots, dan berbagai jenis lainnya. Semuanya tergantung selera dan gaya yang akan dipadupadankan.

Dengan banyaknya koleksi yang dimiliki oleh Arcadia Treasure, sepertinya akan mudah menemukan sepatu yang sesuai dengan preferensi masing-masing. Apalagi perempuan, satu sepatu kurang tapi punya sepuluh juga masih bilang ngga punya hahaha *itu saya kali ya. Penasaran pengen lihat koleksinya Arcadia Treasure?

 Puasin-puasin ya cuci mata di:

Instagram: https://www.instagram.com/arcadiatreasure/

Facebook: https://www.facebook.com/arcadiatreasure/