Masa masa mendekati liburan dan kenaikan kelas sudah pasti akan membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Kalau sudah begini, baru deh saya memikirkan berapa banyak yang bisa disimpan untuk mengatasi pengeluaran yang tidak terduga.

Diluar pengeluaran rutin seperti membayar tagihan telepon, kartu kredit, listrik, air, dan belanja bulanan, saya baru menyadari kalau saya punya pengeluaran lain yang sebetulnya tidak perlu. Seperti misalnya nonton film di mall, nyobain restoran terbaru, ke tempat wisata, dan belanja terutama.

Pengeluaran ini baru terasa di tengah bulan saat tiba-tiba tabungan mulai menipis dan buat bayar arisan terasa banget wekekeke. Saat itulah saya mulai berpikir keras bagaimana menghemat anggaran keluarga dan mulai mendisiplinkan masalah anggaran.

Memilih Barang Diskon

Percaya deh, hampir semua barang yang saya beli itu diskonan. Kami sekeluarga pecinta diskon, eh tapi siapa sih yang ngga suka diskon hehehe. Belanja barang diskon ini mulai dari minyak goreng yang sedang promo, beli barang satu gratis satu, produk musim lama, dan barang-barang cuci gudang. Bahkan membeli di suatu minimarket dan mendapatkan diskon karena jadi membernya juga saya jabanin loh.

Bahkan untuk pergi kesuatu tempat wisata dengan anak-anak, saya pun berusaha browsing dulu untuk sekedar mendapatkan voucher diskonan. Saya perhatikan baik-baik syarat dan ketentuannya untuk mendapatkan diskon, seperti menggunakan bank apa, pembelian minimal berapa banyak, dan hari-hari tertentu. Sukses cara ini saya terapkan untuk meminimalisir jumlah pengeluaran untuk liburan dengan anak-anak.

Memotong Lebih Banyak dan Menghemat Lebih Banyak

Pasti temen-temen sudah tau kalau saya memang lebih mengutamakan menggunakan angkutan umum dibandingkan menggunakan kendaraan pribadi. Nah, tadinya hal ini tidak berlaku untuk suami saya. Karena terbiasa bekerja di daerah Kalimantan yang selalu menggunakan kendaraan pribadi, beliau cukup kaget saat kembali ke Jakarta dan mengetahui kalau Jakarta sudah bukan seperti sepuluh tahun lalu hehehe. Macet yang membuat stress dan menghabiskan banyak biaya untuk tol dan bensin ternyata cukup menguras dompet.

© Matthew Collingwood | Dreamstime Stock Photos

Akhirnya saya mengenalkan sistem transportasi yang murah dan cepat. Tapi memang kenyamanan nomor sekian. Apalagi kalau bukan menggunakan Commuterline. Pemangkasan biaya ini sangat terasa sekali loh. Bagaimana tidak, ongkos yang digunakan untuk pergi ke kantor dari Stasiun Batu Ceper Tangerang ke Stasiun Kemayoran Jakarta berhasil memangkas sampai 98% perharinya hahaha.

Ongkos pulang pergi dengan menggunakan naik Commuterline hanya enam ribu perak sodara-sodara. Ditambah lagi pulang pergi ke stasiun dengan menggunakan angkot juga enam ribu perak. Sehingga total dua belas ribu untuk urusan transportasi sudah beres.

Bandingkan dengan membawa kendaraan sendiri dimana dua belas ribu ini baru ongkos masuk tol sekali jalan. Belum dihitung bensin yang harus diisi sebesar seratus ribu tiap dua hari. Wuih jumlah yang bisa disimpan tiap bulannya tentunya tidak sedikit. Dengan cara ini saya menggunakan sistem mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan memaksimalkan penggunaan angkutan umum. Dan sudah bisa menebak dong berapa banyak yang bisa saya simpan hehehe.

Buat temen-temen yang punya kondisi berbeda dan pengen tau cara lainnya untuk penghematan bisa cek tips lengkapnya di Bagaimana Saya ‘Menemukan’ Ekstra Rp 1 Juta Tiap Bulan. Tips lengkap dan cermat yang bisa memberikan ide bagian mana dari kegiatan harian kita yang bisa dikurangi, dimaksimalkan, dihentikan, atau bahkan diganti seperti yang saya lakukan diatas.

0 0 votes
Article Rating