Sudah menjejakkan kaki di Airport terbaru Kuala Lumpur? Saya baru kemarin pas kebetulan dapat tiket murah ke Phuket bareng temen. Walaupun transit dulu di KLIA2, ngga masalah lah ya yang penting bisa dapet murah dan enjoy. Kebetulan pas nyampe di KLIA2 waktu sudah menunjukkan jam 12 malam. Sebetulnya udah siap banget mau nginep aja gitu duduk di bangku penumpang buat tidur. Yah model backpacker gitulah ceritanya qiqiqi. Tapi dasar cewe setengah backpack,  pas mulai lihat-lihat posisi tidur yang enak tiba-tiba pada berubah pikiran. Pasalnya banyak banget yang numpang tidur disitu, tapi orang India yang kulitnya hitam banget alias keling. Duh walaupun kita bertiga, rasanya takut juga kalo ketiduran trus ya gitulah.

Akhirnya setelah sepakat ngga pengen ngegembel berhubung udah dicap gembel sama security airport KLIA2, kita memutuskan untuk tidur di penginapan yang memang ada di bandara tersebut. Sebetulnya ada 2 buah hotel dan 1 capsul yang bisa digunakan. Ketiganya punya harga yang berbeda karena memang fasilitasnya juga sedikit banyak ngga sama.

Capsule by Container Hotel

Saya belum pernah menginap di capsule. Mau sih jadi pilihan kalau lagi transit sendiri dan cuma pengen rebahan. Tapi kadang masih suka mikir. Karena tempatnya yang sempit dan juga terbatasnya waktu menginap. Semakin lama waktunya ada disitu ya semakin mahal, padahal mungkin niatnya mau ngirit. Dan jumlah yang harus dikeluarkan bisa jadi sama dengan hotel yang tempat tidurnya lebih layak. Karena mungkin saya cewe, jadi saya ngga begitu tertarik mencoba istirahat di capsule wekekek.

Harganya kalo menurut saya termasuk mahal, mungkin karena lokasinya di KLIA2 yang agak jauh dari kota dan buat yang transit juga ngga ada pilihan lain mau ngga mau ya coba tidur disitu. Untuk harga per 6 jam antara Rp. 220.000 sampai Rp. 280.000 untuk 12 jam. Tapi harga ini adalah harga yang ada di Agoda ya. Kalau langsung datang dipastikan dikasi harga normal yaitu Rp. 450.000 sampai 580.000. Dan sebetulnya ini standar, karena dalam ringgit aja jadi kesannya mahal. Hikss kasian deh rupiah kita.

Sama sama Express Hotel

Namanya buat kita aneh yak wekekek. Tapi hotel ini lumayan kalau ngga mau dibilang budget. Karena memang rata-rata dipakai sama orang bisnis *uhuk. Letaknya ada di dalam bandara sebelah Mc Donald. Saya kurang tau persisnya di dekat gate berapa, karena bandaranya besar banget.  Jadi kalau mau nginep sudah pasti tidak boleh keluar Imigrasi dan memang khusus untuk yang transit saja karena harus membawa boarding pass.

Untuk ukuran traveler hemat, hmm kayaknya mikir lagi mau menginap disini ya. Karena lumayan kan permalamnya yang Rp. 600.000 an / 6 jam atau Rp. 1.200.000 / 12 jam bisa dibuat jalan-jalan daripada sekedar nginap disitu wekekek. Apalagi kalau dibatasi per jam, saya kurang nyaman juga buat tidur. Kalo lagi sendirian terus kebablasan tidur gimana dong 😛

 Tune Hotel KLIA2

Hotel yang terakhir ini akhirnya jadi pilihan kita bertiga buat tidur setelah berasumsi kita ngga mau dianggap gembel dan juga merasa ngga aman di bandara *asumsi loh yaa. Awalnya kita pede aja harga Tune Hotel itu murah kalo di Indonesia. Yaa rate Rp. 600.000 an yang kita tau. Apalagi pertimbangannya, penerbangan selanjutnya sore jadi bisa leha-leha dulu sambil jalan-jalan ke KL naik KLIA Express yang cuma 30 menit sudah sampai di Kota Kuala Lumpur.

Budget pun sebetulnya tidak dianggarkan karena tadinya kan mau tidur di bangku kosong yang ada setannya. Dan ternyata sodara-sodara, nginap permalam secara dadakan di Tune Hotel tanpa booking terlebih dahulu cukup menguras kantong wekekek. Dihitung secara rupiah kami menghabiskan sekitar Rp. 960.000 buat semalam. Untungnya dibagi tiga yang lumayan bikin manyun juga 😛

Tapi ternyata, walaupun agak sedikit mahal kami cukup enjoy ada disitu. Yah walaupun fasilitas WIFI yang hanya dibatasi dua gadget sahaja. Sarapan yang harus bayar lagi. Plus nitip barang juga harus bayar lagi wkwkwk. Yang penting bisa dikit poto-poto, tidur nyenyak, ama mandi sepuasnya ^^.


0 0 votes
Article Rating