Ibu Hamil di Pulau Belakang Padang Wajib Tes HIV/Aids
Fakta menegangkan ini saya dapatkan saat berbincang dengan Tim Nusantara Sehat di Pulau Belakang Padang pada hari Jumat 22 April 2016 lalu. Setiap ibu hamil wajib tes HIV/Aids. Wew. Serem yah. Karena memang, jumlah penderita HIV/Aids di Kota Batam cukup tinggi, jadi dinas kesehatan setempat merasa perlu untuk membatasi jumlah penularannya. Apalagi Pulau Belakang Padang memiliki masalah sosial yang cukup pelik. Kelihatannya memang modern dan berlangsung baik, namun ternyata banyak anak putus sekolah, ibu muda, anak muda yang seks bebas, dan sampai menjadi simpanan dari negeri sebrang.
Penderita HIV/Aids pertama kali ditemukan pada tahun 1992 itu, lokasinya adalah di Pulau Belakang Padang ini. Tentunya sangat kaget dan was-was, karena orang tersebut bukanlah perempuan tuna susila, namun seorang warga negeri sebrang. Seorang yang rutin menggunakan jasa para perempuan penghibur. Oleh karena itu, gencar sekali dilakukannya tes HIV/Aids pada ibu hamil. Tentunya, tujuan dilakukan tes ini adalah untuk menyelamatkan nyawa anak yang di kandungnya. Dan juga mencegah penularan berlanjut.
Apalagi memang, pulau yang dikenal dengan Penawar Rindu ini, sangat banyak yang singgah dan dahulu menjadi wilayah prostitusi yang cukup terkenal bagi apek Singapura. Untungnya warga Batam terutama warga Belakang Padang ini sangat kooperatif dan paham mengenai bahayanya HIV/Aids, sehingga mereka tidak masalah dengan adanya tes tersebut. Hal ini tentunya tidak lepas dari sosialisasi dari para Tim Nusantara Sehat, yang terus melakukan banyak penyuluhan dan edukasi mengenai kesehatan di Puskesmas Belakang Padang.
5 Anak Muda dalam Tim Nusantara Sehat
Di antara jadwal padat Press Tour Kemenkes, buat saya yang paling menarik adalah melihat langsung para Tim Nusantara Sehat ini bekerja dan terjun di Masyarakat. 5 anak muda yang bernama Sri (bidan), Jemrish (ahli gizi), Pijar (kesehatan lingkungan), Paras (farmasi), dan Yulianti (kesehatan masyarakat) bekerja sepenuh hati dan membangun masyarakat yang sehat.
Sesuai acuan dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga (PHBS) yang dikeluarkan Kemenkes, para nakes Tim NS melakukan banyak kegiatan dan mewujudkan program yang mereka rencanakan. Bagi yang belum paham tentang PHBS ini, ada 10 hal pokok yang dilakukan untuk mewujudkan hidup yang bersih dan sehat. Namun tantangan untuk mewujudkannya di Belakang Padang tidak semudah membalik telapak tangan. Oleh karena ini, waktu yang dibutuhkan untuk bisa membentuk kebiasaan baik adalah 2 tahun. Selama itu pulalah Tim NS ditempatkan.
Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, sudah tercukupi dengan adanya bidan Sri yang membantu. Namun masalah pelik, seperti ibu hamil yang masih dibawah usia 20 menjadi peer tersendiri. Karena hamil dibawah usia tersebut sangat riskan seperti halnya hamil diatas usia 35. Kebanyakan perempuan muda yang hamil ini karena dinikahkan oleh orang tuanya selepas putus sekolah atau karena seks bebas. Bidan Sri sendiri berharap bisa mewujudkan program yang direncanakannya, seperti kelas ibu hamil.
Tersedianya air bersih masih menjadi peer bagi dinas kesehatan Kota Batam. Walaupun dikelilingi banyak air laut namun tidak dapat menjadi sumber air. Mereka melakukan penampungan air hujan untuk keperluan sehari-hari. Susahnya air karena tidak ada sambungan air pam yang masuk ke Belakang Padang. Belum lagi karena dekat dengan laut, sampah dan segala macam kotoran semua dibuang begitu saja ke laut. Lingkungan yang sehat masih belum tercapai dengan baik.
Kasus kekurangan gizi pada anak memang kurang, akan tetapi kurangnya makanan dengan gizi seimbang masih menjadi concern. Jemrish banyak melakukan kunjungan ke penduduk dan memberikan edukasi serta hal-hal praktis yang bisa dilakukan untuk menambah gizi pada anak-anak. Seperti misalnya membantu ibu yang anaknya tidak bisa jalan, kemudian Jemrish memberikan susu dicampur nasi dan menyarankan untuk menjemur anaknya di pagi hari. Dalam waktu kurang lebih sebulan, ternyata anak tersebut bisa jalan. Dan masih banyak lagi tindakan praktis yang dilakukan oleh Tim NS.
Kelima anak muda ini berdedikasi meluangkan waktunya nyaris 24 jam untuk menyehatkan masyarakat Belakang Padang. Bagaimana tidak, mereka tinggal di sebelah puskesmas yang 24 selalu siaga. Dan tanpa keluh kesah, mereka siap untuk menjalaninya. Bahkan, berdasarkan penuturan Bidan Sri, dua tahun dirasa masih kurang. Karena banyak sekali program yang ingin mereka bangun dan bersemangat untuk menjalankan segala impiannya. Semoga pemerintah akan terus mendapatkan dukungan dari anak-anak muda hebat seperti mereka 🙂
Anak-anak muda hebat ini harus selalu didukung. Semoga mereka mampu membantu mengubah kebiasaan buruk dan permasalahan sosial di masyarakat Belakang Padang.
Wah, wawasan Shinta tentang kesehatan jadi bertambah luas dengan adanya perjalanan seperti ini. Rasanya gak puas kalo gak nge-klik link berikutnya nih.