Plan travelling saya tahun ini adalah ke India dan Eropa. Tiket India sendiri sudah dibeli sekitar setahun lalu, begitu juga Eropa. Kebiasaan saya memang kalau traveling kudu jauh-jauh hari, sejalan kan sama adanya tiket promo yang memang plan nya di tahun depan. Itu karena maskapai biasanya mau mengumpulkan cash dulu untuk operasional saat ini. Jadi yang namanya tiket promo, pasti harus bayar di depan dan ngga bisa reskejul.

Apa daya, tahun ini adalah tahun apes-apesnya! Sedari awal tahun, hawanya udah ngga enak karena banjir lalu diikuti virus Covid-19 yang melanda dunia. Iya, dunia loh hikksss. Sederet tiket promo yang udah dibeli temen-temen grup backpacker internasional banyak yang hangus, refund, atau reschedule. Terutama untuk penerbangan dari bulan Januari (Rute China) sampai Maret April karena beberapa negara sudah pada Lockdown.

Prosesnya ngga terduga, sangat cepat hanya dalam hitungan hari. Iya, hari bukan bulan! Ngga nyangka wabah ini ternyata sedekat itu. Untung masih sempat awal Januari ke India walau saat itu China sedang bertarung melawan virus yang mewabah. Dan yang dilakukan kita adalah menertawakan virus dan menganggap sebagai becandaan. Ngga bisa disalahin juga sih, emang udah budaya kita selalu menganggap enteng sesuatu dengan dalih biar ngga panik.

Tapi ya buat apa juga dibahas tentang apa yang kita lakukan di masa awal pandemi ini menyebar. Yang bisa kita lakukan sekarang adalah bagaimana ikut membantu mengatasi ini. Karena yang dipertaruhkan bukan hanya nyawa tapi kelangsungan hidup juga.

Soal nyawa, yang saya takutkan adalah kemampuan terbatas para medical staf dalam mengatasi lonjakan penderita yang terserang virus ini. Akibatnya, tidak semua bisa diurus dengan baik. Yang lebih menakutkan lagi, ketika kita terserang virus dan amit-amit meninggal, perlakuannya tidak seperti orang meninggal pada umumnya. Tidak dimandikan hanya ditayamum, tidak disholatkan keluarga hanya beberapa staf, dan pada saat dikebumikan tidak bisa dilihat. Itu sudah mengerikan buat saya.

Soal kelangsungan hidup, kalau virus ini tidak segera diatas beramai-ramai, ekonomi kita bakal terancam. Kebayang ngga sih, semua lagi ramai-ramai melakukan kegiatan ekonomi, semua orang sedang berusaha mengatasi keboborokan ekonomi ini, dan tiba-tiba virus Covid-19 meluluhlantakkan semua. Work from home, social distancing, stay at home, jelas bukan hal mudah dilakukan apalagi jika menyangkut hajat hidup orang banyak.

Berapa banyak toko, perusahaan yang akhirnya terpaksa sepi dan menutup bisnisnya. Imbasnya tentu saja ke masyarakat kecil bahkan sampai unpaid leave atau PHK. Saya sendiri sebagai pengusaha juga merasakan beratnya situasi ini dan mengambil keputusan besar demi keberlangsungan perusahaan. Di luar itu, sudah berapa banyak yang mampu bertahan dengan kondisi yang sudah sulit ditambah lagi tidak adanya orang berkeliaran dimana mana.

Mau nyalahin pemerintah? Come on, kita bangsa yang besar. Yang sanggup mengatasi sendiri, dengan menyumbang sendiri, mengobati sendiri, bersedekah sendiri, cari makan sendiri, membantu orang lain sendiri tanpa campur tangan pemerintah. Capek nyalahin mereka karena memang sedari awal ya ngga kompeten aja. Kepercayaan saya sedari lama sudah luntur sodara-sodara. Baiknya fokus dengan kesehatan dan membantu yang bisa dibantu.

Jadi apa yang bisa kita lakukan? Cukup dengan menjaga kesehatan dan berdiam diri di rumah. Memaksimalkan semua di dalam rumah. Untuk belajar, mencari uang, mencari peluang, dan tentunya tidak bepergian apalagi liburan. Masih banyak yang butuh bantuan kita, masih banyak yang bisa kita lakukan di dalam rumah. Kalau mau jeli, ada banyak penggalangan dana yang bisa kita ikutan berpartisipasi untuk membantu sesama. Sekali lagi, semua harus dilakukan sendiri dengan kesadaran penuh sendiri.

Iya, saya kangen liburan!