Ketika kita berbicara mengenai WordPress Blogger, ada banyak pilihan dan versi untuk membuatnya. Mau yang gratisan atau berbayar, mau yang sederhana atau mevvah juga ada, atau mau yang punya banyak fitur atau sekedar menulis blog juga ada.

Blog yang saya bicarakan di sini adalah tentu saja blog untuk personal yang ingin membranding dirinya di media online ataupun media sosial. Blog yang tidak didesain untuk ditulis robot atau konten yang akan generate traffic sebanyak-banyak untuk menghasilkan uang dengan menjadi publisher.

shintaries

Saya sendiri sudah mulai menulis blog sedari 2005, tapi kemudian karena kesibukan akhirnya berhenti dan saat itu pula dunia blog meredup tergantikan media sosial. Lalu di tahun 2012, saya mulai lagi sedari awal dan mulai membangun branding saya.

Menjadi full time blogger 2 tahun kemudian dan memiliki startup dengan status Perusahaan PMA (Penanaman Modal Asing) 5 tahun kemudian. Semua dimulai dari blog yang tidak hanya berorientasi pada uang tapi fokus pada branding. Hal ini menurut saya tidak akan terjadi jika bukan karena saya memilih WordPress pada saat memulai blog.

Kenapa harus WordPress Blogger?

Saya punya sederet alasan, tapi yang paling utama ketika memilih WordPress untuk blog adalah sebagai berikut:

  1. WordPress sangat populer dan digunakan oleh blog/web yang sukses di seluruh dunia. Jadi kenapa kita tidak mengikuti dari yang sudah terbukti bagus dan memiliki user puluhan juta di seluruh dunia.
  2. Disupport oleh hosting manapun. Segitu mudahnya memulai blog berbasis WordPress, seharusnya tidak ada alasan lagi untuk susah membuat blog dengan WordPress, karena semua hosting memiliki paket yang sudah include dengan instalasi.
  3. User friendly bahkan untuk perempuan yang gaptek dan hanya memahami bagaimana membuat tulisan baru. Saking friendly-nya, memahami dashboard WordPress hanya membutuhkan waktu seminggu bahkan bisa ditranslasi menggunakan Bahasa Indonesia jika kurang paham istilah dalam Bahasa Inggris.
  4. Maintenance yang mudah, hanya dengan satu kali klik update maka blog akan senantiasa berada dalam versi terbaru. Ini berlaku jika menggunakan add-on yang free dan tidak bajakan. Semudah itu tanpa perlu masuk ke dalam sistem panel.
  5. Dukungan add-on yang bervariasi dan gratis. Mencari theme dan plugin untuk WordPress sangat mudah dan banyak sekali variannya. Apapun tersedia, baik versi berbayar maupun gratis. Sejujurnya, hal inilah yang menarik perhatian saya untuk pertama kali menggunakan WordPress.
  6. Community yang besar. Hal ini mempermudah kita untuk menemukan hal yang tidak dipahami. Bisa dengan googling dan ratusan hasil tulisan tentang WordPress akan tersedia, atau bertanya di komunitas WordPress Indonesia. Bahkan untuk perempuan juga ada @PerempuanWP yang bisa bantu sesama pengguna WordPress.

Kalau mau dilist, pastinya ada puluhan alasan kenapa kalau mau memulai blog harus menggunakan WordPress. Nah sebelumnya, yang saya bicarakan di sini tentu saja WordPress ORG ya, yang diinstal mandiri di sebuah hosting. Kalau mau cari versi free dan mudah pengoperasiannya, bisa langsung membuat gratis di WordPress.com. Tentunya ada banyak keterbatasan yang mana saya ngga suka hehehe. Makanya memilih Selfhosted saja.

Ketika sudah memilih WordPress Selfhosted sebagai platform untuk menulis blog, sebetulnya kebutuhan minimum sudah bisa terpenuhi. Dengan standarnya, sudah bisa launching blog, pasang template favorit, posting tulisan terbaru, upload photo, dan bisa dinikmati oleh pembaca blog.

Tapi ketika kita ingin memaksimalkan hasil yang sudah kita buat supaya hasilnya juga ngga standar, tentunya harus ada effort lebih. Oleh karenanya, muncullah tulisan ini. Tulisan yang didedikasikan untuk yang memulai blog WordPress atau ingin meningkatkan level bloggingnya. Karena ternyata hanya dengan menulis dan sharing tulisan saja tidak cukup. Tentunya kita ingin blog kita langgeng, ditemukan banyak pembaca, membuat branding personal kita dikenal luas, dan memberikan manfaat lebih dari apa yang kita tulis.

Jalan tersebut hanya bisa dilalui jika kita memahami WordPress untuk blog secara menyeluruh. Semua hal akan jadi mudah jika kita mampu memahami dan menggunakan fitur semaksimal mungkin. Keuntungannya tentu saja kalau konsisten, blog akan memiliki performa yang baik, kemudahan terindex di Google, traffic yang stabil bahkan meningkat, sampai mampu menghadapi Algoritma Google yang labil. Bonusnya tentu personal branding bisa berhasil dengan baik.

Memaksimalkan Blog WordPress

Jika kalian mencari nama saya di Google dengan keyword Shintaries, yang akan muncul di atas adalah blog saya ini. Baru kemudian diikuti media sosial Instagram, Twitter, bahkan Linkedin dengan nama saya. Yap, saya sudah berkonsisten dengan identitas online. Yang mana, kalau dicari di Google ya benar adanya benar orangnya. Saya membangun branding utama saya sebagai blogger sehingga yang muncul paling atas adalah blog.

wordpress blogger

Tentunya ini bukan pekerjaan sebulan dua bulan, bahkan tahunan untuk terus konsisten. Makanya saya akhirnya memberanikan diri untuk menulis tulisan panjang ini, supaya bisa dijadikan pembelajaran dan siapa tau berguna bagi temen temen yang ingin mengembangkan keahliannya melalui blog.

Karena levelnya ini mulai dari intermediate dan mungkin advanced, jadi untuk para pemula sebaiknya banyak belajar dasar WordPress Blogger dengan cara surfing di mbah Google dulu yak. Pahami cara penggunaannya baru kemudian optimasi.

Untuk tips dari saya, saya akan membagi dalam 3 kategori yang harus dipahami:

  • Foundation & Maintenance
  • Performance
  • Optimisation

Ketiga hal inilah yang ditopang oleh WordPress Blogger, yang mana tentunya konten yang kita tulis akan sangat menentukan. Tapi paling tidak, 70% rumah kita ini sudah punya basic yang kuat. Sisanya, ya nulis dengan baik dan benar lalu cari keunikan dari konten yang dibuat. Mari kita bedah satu per satu.

Foundation & Maintenance

Foundation di sini artinya rumah WordPress Blogger ini dibangun di hosting yang seperti apa. Saran saya, untuk pertama kali ada baiknya menggunakan hosting yang ramah di kantong. Yang masih bisa terjangkau dalam setahun dua tahun pertama. Hal ini untuk menghindari kerugian kalau kalau blognya ngga populer dan ngga bisa menghasilkan, minimalnya untuk membayar hosting dan domain.

Cari sebanyak-banyaknya referensi tentang hosting, jangan ragu dengan hosting luar yang menurut saya bahkan lebih murah (eh tapi klo dolar naik ya sama aja wekekek). Biasanya hosting sudah dilengkapi dengan control panel, yang kita bisa install sendiri atau mungkin sudah disiapkan oleh pihak hostingnya.

Berapa kapasitasnya yang bisa dipakai? Mulai dengan 1GB dulu aja, karena blog sejatinya hanya tulisan yang kalaupun ada 1000 tulisan juga masih bisa. Tapi yang kadang teman teman pemula tidak paham adalah gambar yang berukuran besar akan memenuhi kapasitas. Padahal itupun tidak bagus oleh Google karena akan memberatkan laman tulisan.

Ketika hosting dipakai setahun dua tahun dan dirasa kurang bagus kualitasnya, blog bisa ditransfer ke tempat lain dengan bantuan orang lain atau oleh penyedia hosting tujuan pindah. Yang terpenting adalah memahami bagaimana database WP ini disimpan. Untuk memudahkan, gunakan FTP seperti Filezilla, Cyberduck, atau Coda untuk melihat isi dari daleman blog.

Kalau sudah paham dan sudah berulang kali pindah hosting, bisa mencoba level baru dari sekedar hosting biasa. Yaitu VPS (Virtual Private Server) yang memiliki kecepatan dan kapasitas yang lumayan besar. Yang lumayan terjangkau adalah VPS dari penyedia luar negeri. Tapi memang ngga semudah ada control panel yang bisa kita utak atik sendiri. Akan tetapi kita bisa menggunakan layanan pihak ketiga yang menyediakan instalasi WordPressnya.

Saya sendiri menggunakan Digital Ocean untuk server + Server Pilot untuk instalasi WordPress-nya. Mudah dan langsung terasa performance nya pada blog. Untuk melihat data/backup juga bisa cek melalui FTP dan yang pasti maintenancenya tidak terlalu ribet serta harganya juga masih terjangkau.

Terlihat lebay ya, blog yang trafficnya ngga seberapa tapi bela-belain pakai VPS. Tapi ya itulah yang membawa saya menjadi advanced usernya WordPress. Manfaatnya ternyata ngga hanya sebagai foundation tapi juga maintenance dan performance. Secara “rumah”, lokasinya sudah oke dan ngga perlu berbagi hosting dengan yang lain. Untuk maintenance juga, karena layanan servernya sudah memiliki firewall yang mumpuni dan tentunya memudahkan kita untuk fokus tanpa harus melakukan banyak hal teknis.

Kalau untuk blog (yang kecil saja) sudah bisa belajar hal ini, maka akan mudah bagi teman teman jika nanti mengelola/membuat website dengan kapasitas dan user yang ribuan. Jadi tidak bingung dan pusing dengan kapasitas yang overload, website yang mudah down, terkena malware jika website lain kebobolan, dan sibuk misuh misuh sama layanan penyedia host nya wekekek.

Inilah kenapa saya sebut sebagai Foundation, karena tidak hanya sebagai pondasi blog kita, akan tetapi mampu membuat kita belajar lebih advanced sebagai pengguna WordPress Blogger. Ketika teman-teman ingin membuat sesuatu yang lebih besar dengan menggunakan WordPress, tentunya akan sangat memudahkan dalam pembuatannya, karena pasti sesuatu itu akan direncanakan tumbuh besar bukan. Jadi ngga ada cara lebih baik dari mencoba belajar dari blog yang kecil.

Performance Blog

Untuk mendapatkan performance blog yang terbaik, parameter yang digunakan adalah kecepatan situs dalam memuat konten. Tentunya blog yang cepat akan menjadi favorit mbah Google, karena sayapun dan pembaca pasti ingin membaca tulisan dengan cepat serta tidak menunggu lama.

Cara mengukur kecepatan blog sebetulnya banyak toolsnya, tapi yang paling populer adalah Page Speed Insight dan GT Metrix. Untuk blog WordPress biasa, apalagi yang suka upload gambar berukuran di atas 1MB, lalu pasang plugin banyak pasti kesulitan mendapatkan angka ini.

Ada banyak faktor yang menyebabkan performance blog kita menjadi lambat, salah satunya shared hosting. Jadi kalau sudah pindah ke VPS, next stepnya adalah memperbaiki performance blog menjadi A semua. Enaknya, di kedua tools tersebut dijelaskan secara gamblang apa saja yang harus diperbaiki. Tentu saja kita tidak mengerti apa apa hahaha. Iya ngeselin emang, udahlah berbahasa inggris lalu banyak hal yang susah dipahami oleh netizen warga blogger pada umumnya.

Jangan khawatir, saya punya tipsnya untuk menyelesaikan semua masalah tanpa masalah. Tentu saja andalan saya adalah plugin (gratis) yang membantu performance blog menjadi lancar. Tapi sebelumnya, hal yang paling penting untuk diperhatikan adalah tema blog.

Saya mengerti dengan pasti kalau tema blog yang eye catching itu penting, apalagi untuk perempuan. Ngga terhitung berapa banyak sudah theme yang saya beli dan saya gunakan di blog ini, sampai sampai saya mendesain sendiri dan membuat sendiri child theme-nya. Tapi, zaman sudah berubah.

Orang-orang 90% berseluncur ke blog/web melalui mobile, anytime anywhere. Jadi memastikan bahwa web kita ringan dan mudah dibaca menjadi sangat penting. Oleh karenanya, mari sedikit mengorbankan kecantikan tampilan blog demi performance yang lebih baik. Gunakanlah template yang minimalis, sederhana, fokus pada konten, tapi tetap ada unsur “kita” nya sebagai pemilik.

Ada banyak template gratis yang fokus pada konten dan minimalis. Saya sendiri ngga punya banyak rekomendasi karena bertahun tahun menggunakan StudioPress. Tapi karena mereka juga tidak terlalu mengembangkan child theme, akhirnya saya beralih mencari template berbayar lain yang lebih sederhana frameworknya. Jadi pastikan menggunakan template yang simple dan tidak terlalu banyak postingan di halaman depan ya.

Setelah persoalan template selesai, kita masuk ke bagian plugin yang bisa diinstall untuk meningkatkan performance. Tentu saja tujuannya adalah meminimalisir nilai-nilai yang masih F yang harus ditingkatkan menjadi A. Berikut adalah 2 plugin andalan saya yang bisa digunakan untuk meningkatkan kecepatan blog:

  • Autoptimize yang akan meminimalisasi JavaScript, loading image maupun Google Font dan beberapa hal yang dianggap tidak penting, seperti emoji misalnya. Cara settingnya ngga terlalu susah, kalau mau bisa mengikuti setting saya seperti ini.
  • WP-Optimize adalah plugin yang akan kita gunakan untuk membersihkan “sampah” di database. Walaupun sebetulnya dia memiliki beberapa fungsi untuk cache dan image tapi saya ngga merekomendasikan karena berbayar hehehe. Jadi pastikan saja untuk menggunakan bagian database supaya memudahkan kita ngga perlu ngubek-ngubek database lagi untuk membersihkannya.

Selain kedua plugin yang akan meminimalisasi loading blog secara dratis, ada 1 hal penting lagi yaitu system cache. Fungsinya apa? Biar RAM dan CPU blog kita ngga bekerja keras mengulang hal yang sama setiap ada pengunjung. Jadi dia membuat sebuah laman statis dan menyimpannya untuk ditunjukkan kepada pengunjung.

Menurut saya, justru yang paling penting dari semuanya adalah cache ini. Tapi untuk membuat cache, saya tidak menginstal plugin, melainkan menggunakan CloudFlare. Mumpung masih gratis dan gampang banget digunakan. Ini bisa cari tutorialnya ya karena bukan termasuk dalam WordPress. Sementara masih nyaman pakai ini jadi memang belum pasang plugin. Kalau mau pakai plugin, bisa pakai WP Fastest Cache yang ringan banget dan gampang digunakan.

Yang terakhir untuk meningkatkan performance dan suka jadi dilema para blogger adalah IMAGE. Mohon maaf, high quality photo ditinggalin dulu ya sis. Karena yang kita butuhkan adalah ada orang yang melihat photo kita di blog wekekek.

Untuk ini, selain mengecilkan ukuran menjadi 100kb maksimal, saya juga menggunakan plugin yang bisa mengecilkan otomatis. Sayangnya plugin yang saya gunakan premium yaitu Smush Pro saking pengennya praktis karena saya banyak banget tulisan travel dan biasanya banyak photo.

Gimana? Kira-kira sudah mulai paham kan bagaimana cara kerja WordPress dan ngga hanya pasrah dengan keadaan blog yang kadang tidak kita pahami. Kalau sudah paham, selamat nih! Sudah selangkah lebih maju dibandingkan user WordPress lain yang masih memakai standar biasa. Kalau tips saya dipraktekkan, pasti performance akan meningkat dan kalau masih ada yang kurang, ya dipelajari lagi apa kurangnya hehehe.

Optimisation

Setelah rumahnya oke dan punya kecepatan yang baik juga, yang terakhir adalah bagaimana kita mengoptimasi dengan beberapa plugin supaya menjadi lebih Google Friendly.

Yang pertama, yang biasa dipakai untuk meningkatkan SEO adalah Yoast atau yang lagi populer buat dicoba adalah Rank Math. Sayangnya saya ngga pake keduanya hehehe, saya malah pake Smart Crawl. Pilihannya tentu bebas bebas aja, karena yang terpenting adalah konten yang dibuat. Tapi sebagai personal blog, kita dikenal karena nama blog kita dan membuat tulisan tanpa kaidah SEO adalah privilege loh.

Oleh karenanya, porsi traffic yang cocok untuk personal adalah 60% Google dan 40% direct/media sosial referral. Kita butuh presence sebagai branding blogger tapi juga masih butuh traffic dari pencarian kan, makanya jangan malu untuk menulis hal hal remeh temeh atau curhat karena masih banyak kok yang mau baca karena kita yang nulis hehehe.

Optimisasi lain yang bisa dilakukan untuk WordPress blogger adalah menggunakan plugin AMP. Secara semua orang sekarang mobile, memiliki blog yang responsive tentunya menjadi wajib. Tapi AMP ini level yang berbeda. Karena kalau responsive masih belum bisa mencapai kecepatan loading yang baik, maka AMP akan mengubah blog menjadi total mobile.

Tampilannya akan lebih sederhana dan lebih cepat. Makanya, jangan heran kalau nanti traffic akan naik karena memang AMP ini didahulukan di hasil pencarian loh. Oia ada beberapa pilihan tampilan dan template yang bisa dipilih. Supaya kita tetap pada tampilan asli branding blog kita, gunakan fitur Standard yang akan mengintegrasi AMP dengan template yang kita miliki.

Gimana? sudah mulai gatel mau utak atik blognya dengan beberapa plugin yang akan membuat blog berada di level yang berbeda? Nah last but not least, ada satu lagi tambahan plugin yang bisa digunakan untuk mengukur performance dari hasil di Google adalah Google Site Kit. Site kit ini akan memberikan insight yang didapat dari console, sebetulnya memudahkan aja karena berada di dalam dashboard.

Well dari semua ini, sebetulnya masih terbilang jauh kalau mau membuat website WordPress custom tapi sudah lumayan ribet dan perlu banyak pemahaman untuk blog yang sederhana. But I can say, this is worth your time, your knowledge, and you don’t know what come in future just because you love WordPress 🙂

0 0 votes
Article Rating