Hari Pertama di Seoul (Cerita sebelumnya disini ya)

Sampai di Seoul, penunjuk cuaca sudah menunjukkan minus satu. Masih belum kebayang dinginnya seperti apa hehehe. Kebetulan waktu berangkat dari Kuala Lumpur, udah banyak banget ketemu orang Korea. Rata-rata pakai baju tipis aja loh dan mereka kayak ngga persiapan mau pulang ke negaranya yang dingin. Jadinya saya juga ngga terlalu khawatir sama dinginnya. Saat sampai di Bandarapun masih belum kerasa dinginnya. Masih dingin-dingin ac gitu, padahal itu dipasangnya pemanas hehehe.

Bandara Incheon ini gede bangettt. Ya iyalah, dinobatkan sebagai salah satu bandara terbaik di dunia, tentunya standarisasinya sudah sangat berbeda. Gatenya banyak dan dihubungkan dengan subway antara gate yang satu dengan yang terjauh. Jadi kalau mau naik pesawat di Incheon, pastikan 3 jam sebelumnya sudah sampai supaya bisa belanja duty free nya dan memastikan gate yang dituju. Kalau ngga bisa nyasar deh hehehe. Asiknya semua orang disini bisa bahasa inggris, jadi ngga perlu khawatir buat nanya-nanya. Di dalam bandaranya ada bioskop loh hohoho ini sih cocok banget buat yang transit dan mau menginap di bandara.

Oia saya juga tukar uang dolar saat keluar dari exit gate. Disitu buanyak banget money changer dari berbagai bank. Saran saya sih, tukar aja seperlunya karena ternyata di Myeongdong banyak banget warung (iya warung) yang juga punya jasa money changer. Bahkan saya pernah nuker sama ahjumma yang cuma nongkrong di sepeda dan pasang tulisan money changer qiqiqi. Jangan salah ratenya bisa lumayan lebih gede disitu ketimbang di bank 😛

Nah bukan blogger traveller namanya kalau ngga narsis. Saya mendapati ada boneka salju lucu-lucu yang dipajang di dalam bandara Incheon. Sisanya dekorasi natal yang erat kaitannya dengan musim dingin. Jangan muntah ya lihat keeksisan dan kenarsisan muka bangun tidur saya dimana-mana ^^.

Oia akhirnya yang ikutan tour ini hanya dua orang, yang satu mahasiswa namanya Shinta juga wekekek dan satu lagi adalah tour leadernya Anggie yang udah sering bolak balik korea dan memiliki multiple visa. Jadinya udah kaya private tour, asyik kan. Mereka berdua ini penggemar K POP sejati, kalau saya kan penikmat K Drama. Jadi omongan apa aja nyambung ya boo hahaha.

Perjalanan dari Incheon ke Seoul lumayan lama, yaitu dua jam dengan dua kali naik kereta + subway. Asiknya langsung bisa tidur karena masih jetlag wekekek. Setelah dua jam menggeret koper yang lumayan berat akhirnya sampai juga di Phill Guest House. Guest house ini udah langganan tour leadernya. Kita pakai yang dormitory isi berempat. Di dalam ruangan ada toilet dalam, mesin cuci, televisi dan kompor. Seneng banget nemu mesin cuci gratis, karena beberapa tempat biasanya kalau mau nyuci bayar hehehe. Oia tentu saja ada penghangat ruangan di lantainya. Kalau engga bisa tidur sambil menggigil deh.

Phill house ini cozy banget tempatnya. Dapurnya dibuat minimalis berwarna. Bisa masak nasi pake rice cooker (duh harusnya saya bawa beras), goreng masakan, sampai menyimpan makanan di kulkas super besarnya. Gedungnya berlantai 4 dan thank god pakai lift hehehe. Dekorasi ruangnya juga apik dan menarik banget. Yang paling unik adalah catatan dinding tentang kesan-kesan para traveller yang udah stay disitu. Yang uniknya adalah mereka meninggalkan mata uang asal negaranya untuk ditempel. Dan dari Indonesia lumayan banyak juga, dan itu nempelnya dari uang seribu perak sampai lima ribu hehehe. Kalau ada lima puluh ribu pasti udah saya embat deh hahaha.

Petugasnya pun ramah ramah dan bisa bahasa inggris semua, aman deh pokoknya. Dia bisa bantu apa aja kalau mau booked pertunjukan music misalnya. Pokoknya hampir semua kebutuhan bisa dilengkapi disini. Termasuk kalau mau belanja, karena ada CU atau mini market di bawah gedung yang buka 24 jam. Overall 8 dari 10 lah karena lokasi yang lumayan jauh di Achasan tapi dekat dengan pintu keluar subway.


Hari pertama kita habiskan dengan Seoul tour. Udah pada ngga asing lagi pasti dengan Gyeongbokgung, National Palace Museum, Gwanghwamun Square, Cheonggyeochon Stream. Pada saat saya datang ke Gyeongbokgung kebetulan lagi ada pergantian pengawal. Lucunya setelah pergantian pengawal langsung ditutup istananya qiqiqi. Ini karena udah dingin banget suhunya. Dan saya pun ngga sempat mengambil banyak gambar, karena tangan sudah sangat beku dan kaku begitu dikeluarkan wekekek. Cuacanya sebetulnya enak dan nyaman. Ngga panas dan di langit ngga ada awan sama sekali, jadi cerah benderang walaupun sudah mulai gelap.

Akhirnya keliling di Gwanghwamun Square yang ada patung Raja Sejong, Laksamana Yi Sun Shin sampai wajah membeku hahaha. Setelah puas berkeliling di Gyeongbokgung, National Palace Museum, Gwanghwamun Square, dan Cheonggyeochon Stream kita akhirnya nemplok ke KTO yang ada di deket situ. Bukan apa-apa, duh dingin banget dan semua udah pada ngga kuat karena kurang persiapan baju.

KTO adalah Korea Tourism Organization yang khusus menyediakan informasi liburan selama di Korea. Tempat wisata apa saja ada brosurnya disitu. Kalau ngga mau repot, banyak sekali travel-travel melalui brosurnya yang menawarkan paket dengan harga lumayan dengan fasilitas penjemputan. Di KTO ini bisa numpang wifi gratis buat update, nelpon keluarga pake line dan sayangnya ngga ada free call lewat telepon umum karena Indonesia tidak terdaftar 🙁

Wisata Korea ini banyak dan bermacam-macam. Mulai dari K Pop. Musical Drama, Wisata sesuai musim sampai ada tour yang ke DMZ wekekek, ituloh perbatasan antara korea utara dan korea selatan wekekek. Klo saya sih ogah deh ya kalo kesana, emangnya nyerahin nyawa ke situ. Sapa tau pas lagi kesana ada perang dadakan, bisa gosong eike ntar hehehe

Semakin malam ternyata semakin dingin brrr, akibat gaya-gayaan pada ngga mau pake lapis-lapis hihihi akhirnya memutuskan pulang jam 8 malem. Cek suhu ternyata sudah tembus minus 6. Pantesan udah pada ngga kuat hihihi.