Tren umroh mandiri ini diawali dengan kebijakan pemerintah Arab Saudi yang menargetkan 30juta jemaah umroh pertahun di 2030. Dengan kebijakan ini, siapapun dapat menunaikan ibadah umroh dengan visa apapun. Tidak terkecuali visa transit yang maksimalnya 4 hari. Kemudahan ini tentunya membuat biaya untuk umroh menjadi terjangkau.

Umroh mandiripun juga bukan barang baru. Sudah sejak lama, alternatif biaya yang terjangkau adalah dengan bergabung dengan kelompok yang menyelenggarakan umroh mandiri. Namun tentu saja, tidak semua berani melakukannya. Jadilah masih terpaku dengan umroh bersama Tour Travel yang makin hari tentunya harga makin mahal.

Alhamdulillah, berbekal FYP tiktok yang sudah banyak melakukan umroh mandiri dengan visa transit, saya jadi mempelajari beberapa hal penting karena ingin sekali mengajak anak-anak yang sudah pada baligh untuk umroh. Untuk saya sendiri, sebetulnya sudah 2x umroh bersama suami lalu ibu beserta adik-adik. Karena saya merasa anak-anak terlalu kecil dan masih belum dihitung juga pahalanya, jadilah berencana bepergian bersama suatu saat nanti sekeluarga.

Masalahnya, suami saya punya pekerjaan yang cukup padat dan susah sekali ambil cuti. Terlebih anak-anak hanya bisa libur setelah ambil raport. Sedangkan liburan sekolah selalu jadi peak season pekerjaan suami, karena bekerja di BUMN airport service. Susah jadinya nemu jadwal yang cocok tanpa harus mengorbankan satu sama lain, kalau umroh secara konvensional selama 9 hari. Jadilah saya merasa, alternatif umroh dengan visa transit 4 hari ini sebuah solusi. Selain waktunya tidak terlalu lama, namun juga secara biaya masih masuk dan bisa dapat bintang 5 serta naik kereta cepat.

Tiket PP Saudia Jakarta Istanbul

Semenjak heboh Saudia Airlines yang punya tiket PP Solo – Jeddah 5jt, saya pengen banget bisa dapetin. Namun lagi-lagi, terbatas tanggal dan durasi. Jadilah waktu itu cuma mantengin aja walaupun pada akhirnya ada yang bisa berangkat dan ada juga yang tiketnya tidak valid. Namun sepertinya untuk tiket promo 5jt PP, berakhir happy ending semua ya InsyaAllah.

Nah, karena sliweran tiket saudia yang bisa sekalian apply visa transit trus bisa dipake juga untuk umroh, bikin saya makin menggebu buat cari tiket di akhir tahun buat sekeluarga. Salahnya adalah, saya tidak mengikuti petunjuk dengan benar. Harusnya membeli tiket di link khusus transit visa supaya bisa apply visa sekalian. Tapi sepertinya juga karena jarak beli dan berangkatnya terlalu jauh. Saya beli di Mei untuk keberangkatan Desember 2023, jadi menu apply visa tidak keluar sama sekali.

Langkah pertama yang harus dilakukan kalau mau umroh dengan visa transit ini adalah:

  • Membeli tiket di web SAUDIA, tidak bisa di maskapai lain atau OTA jika ingin langsung apply e-visa untuk transit. Maskapai lain bisa, tapi apply visanya jadi manual ke Visa Center Saudia.
  • Buka link https://www.saudia.com/en-ID/transit-visa untuk memastikan bahwa perjalanan akan disertai dengan umroh sehingga e-visa langsung bisa diapply saat itu juga. Karena ini merupakan transit, pilihan tujuan sebaiknya hanya 3-4 hari, untuk kemudian transit bisa memilih di Jeddah atau Madinah.
Contoh Booking Pesawat
Klik Perform Umrah
Pilihan Transit
Apply E-Visa
Isi data untuk E-Visa
Tambahan Biaya Visa
  • Untuk tujuan akhir, saya memilih Turki karena negaranya bebas visa untuk Warga Negara Indonesia. Jadi tidak perlu repot apply visa tujuan lagi. Selain itu, negaranya juga ramah muslim dan tempat wisatanya juga oke punya serta nilai tukar mata uangnya bersahabat. Apalagi di Bulan Desember juga ada salju. Jadilah Istanbul menjadi pilihan keluarga saya.

Urus Visa Transit Saudi 4 Hari di VC Tasheer Epiwalk

Keinginan awal membeli tiket Saudia adalah mendapatkan harga murah untuk apply e-visa transit. Tapi pada kenyataannya, ada saja hal hal error yang membuat menu tidak muncul. Sepertinya permasalahannya ada di pembelian yang tidak melalui link transit visa dan pembelian lebih dari 90 hari. Masalah ini tidak hanya saya saja yang mengalami, namun ternyata banyak banget. Terbukti dari ramenya pertanyaan tentang e-visa yang tidak keluar ini di beberapa video youtube, konten tiktok, dan forum internasional.

Nah karena saya sendiri ingin aman dan tidak ingin tergantung pada e-visa di Saudi, akhirnya cari tahu alternatif untuk mendapatkan visa transit. Untuk apply visa transit ini, harus melalui Visa Center Saudi yang dinamakan VC Tasheer yang kantornya di Jakarta ada di Epiwalk dan Cipinang.

Pertama-tama, saya cari info dulu ke WA Center Saudia dan diarahkan untuk bertanya ke email [email protected], lalu dijawab dengan persyaratan seperti di bawah ini:

Setelahnya, saya menyiapkan berkas dan harus membuat janji temu terlebih dahulu di website https://vc.tasheer.com/home. Untuk membuat janji temu ini gratis dan bisa dibuat sehari sebelum janji. Kalaupun mau jauh-jauh hari juga bisa, sepertinya paling lama 1 minggu.

Pilih Bahasa Indonesia
Klik Jadwal Janji Temu
Pilih yang Family apabila bepergian bersama keluarga, karena anak tentunya tidak boleh punya aplikasi sendiri
Untuk sponsor dan sponsor ID bisa diisi 0 saja
Isi data-data secara lengkap

Kalau persyaratan dan janji temu sudah dibuat, bisa langsung datang ke alamat:

Epiwalk – Lantai 2
Kawasan Rasuna Epicentrum, Jalan HR. Rasuna Said, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12940

Saran saya, datang jam 8 pagi walaupun mal belum buka. Karena antrian super panjang dan bisa memakan waktu seharian karena mengantri.

Sekedar info saja, petugas visa sepertinya kurang paham dengan aplikasi visa transit. Beberapa kali saya berdebat karena ketidaktahuan dari petugas. Maklum ya, mereka sebetulnya hanya proses di administratif saja. Tetap yang mengeluarkan adalah Kedutaan Arab Saudi.

Yang pertama adalah tentang janji temu yang saya pilih sebagai family. Kata mbaknya, walaupun membawa anak, tetap harus bikin janji individual untuk proses yang lebih cepat. Justru menurut saya itu fatal. Anak (dibawah 17 tahun) tidak diijinkan bepergian keluar negeri kalau tidak bersama orang tua atau wali. Satu-satunya cara untuk menunjukkan ada hubungan orang tua dan anak adalah dengan membuat janji temu Family. Jadi kalau dianggap salah karena memilih family, jangan takut karena itu adalah langkah yang benar.

Yang kedua, persyaratan di atas adalah untuk dewasa (di atas 17 tahun). Sedangkan untuk anak seharusnya ada tambahan persyaratan, yaitu akte kelahiran yang dilegalisasi oleh Kehakiman. Yang mana buat saya itu tidak masuk akal. Saya hanya melampirkan Kartu Keluarga saja dan punya keyakinan diterima karena di paspor anak-anak saya ada nama saya dan suami. Karena itulah saya tetap keukeh memasukkan persyaratan tanpa legalisasi kehakiman, walaupun mbaknya menakut-nakuti kalau bakal ditolak dan harus mengulang lagi prosesnya. Tanpa ragu, sayapun menandatangani surat pernyataan tidak melampirkan dokumen yang dimaksud.

Yang ketiga, mbaknya sok tahu dengan mengatakan bahwa transit yang saya lakukan adalah 5 hari, karena hari pertama dihitung walaupun tiba pada pukul 11 malam. Sayangnya, mbaknya tidak memahami bahwa hitungan transit di Arab Saudi dihitung berdasarkan jam, bukan hari! Jadi sesuai perhitungan itupun, Saudi mengeluarkan jadwal booking tiket transit tanpa ada yang melebihi 96 jam. Tidak mungkin saya bisa mendapatkan tiket lebih dari 96 jam kalau ketentuan transit maksimal 96 jam. Lagi-lagi mbaknya salah!

Yang terakhir, saya diinformasikan bahwa biayanya 2jt per orang dan harus membayar secara cash saat kedatangan setelah rekam biometrik. Jadilah saya membawa cash dengan jumlah dikali 4 dan ternyata biayanya tidak segitu dong. Untuk biaya visa + asuransi + admin vc tasheer totalnya adalah 1jt. Duh kesel banget rasanya staf di situ tidak paham apa apa. Ya mungkin jarang banget yang apply visa transit langsung ke Tasheer.

Walapun begitu, dengan antri lama dan staf yang kurang paham dengan proses visa transit, keluar juga visanya dalam waktu 3 hari dan alhamdulillah semua diapprove tanpa ada revisi berkas sama sekali. Untuk mengecek prosesnya, bisa juga dilihat secara real time di bagian menu menelusuri status. Saya sendiri mengajukan visa transit pada saat 2 minggu sebelum keberangkatan. Visa juga bisa diambil mulai pukul 9 pagi dengan membawa bukti pembayaran.

Dengan adanya visa transit tempel (bukan elektronik), justru menurut saya memudahkan masuk dan keluar Arab Saudi. Tanpa babibu, tanpa pertanyaan, tanpa menunjukkan bookingan, bahkan nusuk sekalipun (padahal pakai ihram), petugas Imigrasinya santai dan langsung cap. Padahal depan saya dari negara lain, lamaa banget ditanya-tanya. Apalagi sering sekali mendengar orang-orang yang memakai visa umroh justru dicurigai dan banyak ditanya apabila bepergian sendiri tanpa grup travel.

Booking Hotel di Mekkah dan Madinah

Untuk booking hotel di Mekkah dan Madinah sebaiknya dilakukan segera setelah Issued tiket pesawat. Bukan apa apa, jutaan muslim datang setiap harinya ke tanah suci, jadi akan lebih ketat untuk pencarian hotel. Apalagi kalau mencari yang favorit, yang dekat dengan Masjidil Haram atau Nabawi. Harga hotel sangat bervariasi tergantung bintang, lokasi, dan fasilitas tentunya.

Untuk memudahkan booking hotel, saya menggunakan booking.com. List hotelnya lumayan beragam, bisa difilter berdasarkan jarak dan harga. Ada fitur free cancelation dan juga bayar di tempat. Kalaupun membayar pakai kartu kredit, baru dibayar menjelang H-1. Jadi yang penting sudah booking dulu (tanpa charge), lalu bisa kita cancel juga kalau berubah pikiran atau jadwal.

Oia, kalau membeli tiket Saudia, kita juga bisa dapet free one night hotel di Jeddah/kota transit (bintang 5) dan juga free airport transfer. Caranya dengan booking dulu melalui https://holidaysbysaudia.com/en-US lalu masukkan kode booking tiket pesawat. Saya kemarin dapat hotelnya bagus banget dan dikontak untuk penjemputan sehari sebelumnya.

Booking Tiket Kereta Cepat

Salah satu yang memudahkan perjalanan dari Jeddah – Mekkah – Madinah adalah kereta cepatnya. Perjalanan jadi lebih ekonomis dan efisien. Walaupun harganya lumayan, namun benar-benar membantu supaya tidak lelah di jalan dan lebih menikmati perjalanan. Rute saya adalah:

  • Airport Jeddah – Mekkah
  • Mekkah – Madinah
  • Madinah – Airport Jeddah

Untuk booking kereta cepat haramain ini, baru bisa dilakukan seminggu/dua minggu sebelum keberangkatan ya. Pilihannya ada bisnis dan ekonomi. Bookingnya bisa di aplikasi HRR (Iphone/Android) atau ke web Haramain langsung. Keretanya tepat waktu, nyaman, dan tentu saja cepat. Apalagi stasiunnya yang mevvah dan berasa naik pesawat hehehe.

Untuk alternatif perjalanan, dari Jeddah ke Mekkah bisa naik Uber. Harganya bisa nawar dan juga kurang lebih harganya bersaing. Untuk bus juga sepertinya ada dari bandara, kalau punya visa umroh katanya gratis. Sedangkan Mekkah ke Madinah, karena jauh hingga 6 jam perjalanan, baiknya memang naik kereta cepat yang hanya 2 jam saja.

Persiapan Umroh

Jika baru pertama kali melakukan ibadah umroh, yang paling penting adalah mempelajari dan memahami rukunnya dengan benar. Hal ini dapat dipelajari di video youtube sampai membeli panduan umroh agar umroh mandiri bisa berjalan dengan lancar. Satu hal yang penting adalah lokasi pengambilan miqat, dimana menjadi awal dari ihram umroh.

Jika pesawat turun di Jeddah, sebaiknya sudah memakai ihram dari Jakarta atau dari negara tujuan (kalau transit saat pulang). Sehingga pada saat diumumkan akan melewati miqat, kita sudah siap niat dan berwudhu lalu sholat 2 rakaat. Hal ini juga berlaku kalau menggunakan kereta dari Madinah ke Mekkah.

Saya sendiri sudah mulai pakai ihram saat di Bandara Istanbul Turki. Ternyata, sayapun tidak sendiri karena ada banyak sekali jamaah asal Turki dan sekitarnya yang akan melaksanakan ibadah umroh. Nyaris setengah pesawat memakai ihram, karena memang ambil miqotnya pada saat di atas pesawat sebelum sampai Jeddah.

Hal lainnya yang perlu dipersiapkan tentunya pakaian ihram, yang laki-laki bisa dibeli secara online dan juga perempuan gamis polos warna hitam atau putih. Untuk keperluan 4 hari, saya hanya menyiapkan 3 buah gamis dimana satu hari hanya memakai satu gamis saja. Maklum, kerjanya hanya pulang pergi ke masjid saja. Jangan lupa juga bawa sajadah kecil yang bisa dipakai buat alas sholat.

Oia, jangan lupa juga untuk selalu mengecek suhu udara. Di akhir tahun dimana negara 4 musim sedang mengalami musim dingin, tidak terkecuali Madinah dan Mekkah juga suhunya lebih turun dari biasanya. Kalau musim panas bisa mencapai 40 derajat, sedangkan musim dingin bisa drop sampai 10 derajat (di Madinah).

Aplikasi yang juga harus disiapkan adalah aplikasi NUSUK (Iphone/Android). Kita bisa register sebagai Guest dan memasukkan data. Kalau dulu memang katanya ditanya, namun semenjak kebijakan baru ternyata sudah tidak digunakan lagi. Namun dengan aplikasi ini, kita bisa mendaftar untuk masuk Rawdah di Nabawi dan registrasi untuk umroh secara digital. Gunanya, tentu saja bisa mendapatkan sertifikat selesai umroh hehehe. Setelah tanggal umroh selesai, bisa dicek di aplikasinya ya. Ada beberapa pilihan desain loh.

Sertifikat ini bisa ditunjukkan juga pada saat mau membawa oleh-oleh air zam zam. Air zam zam sendiri dijual di Bandara dengan menunjukkan paspor. Karena terbatas hanya satu orang satu, harganya pun sangat murah, hanya 12,5 riyal alias 50rb saja. Padahal di warung-warung dijual 30 riyal loh.

Selain aplikasi NUSUK, ada baiknya juga install aplikasi UBER sebagai alternatif transportasi selama di Jeddah, Mekkah, dan Madinah. Kadang, karena bawa koper berat, pengennya yang praktis aja kan ya. Harga juga masih lumayan bersahabat dan mobilnya bagus-bagus 😀

Last but not least, selalu jaga kesehatan dengan olahraga dulu minimal jalan kaki selama 30 menit dengan durasi 2 minggu sebelum keberangkatan. Bawa obat-obatan dan makanan yang bisa dimakan setiap saat. Bisa juga membawa makanan dari Indonesia untuk menghemat dan memudahkan mencari makanan. Umroh kegiatan yang sangat menguras tenaga dan banyak jalan. Sehari bisa 20rb langkah karena harus tawaf dan sai. Jadi persiapkan fisik dengan baik yaa.

Jeddah atau Madinah

Pilihan untuk tujuan pesawat bisa di 2 kota ini. Jika turun di Madinah, artinya istirahat dulu baru umroh. Sedangkan jika turun di Jeddah, artinya ibadah umroh dulu baru istirahat. Nah, keduanya punya kelebihan masing-masing yang saya sendiri juga susah mau memilih yang mana. Tentunya ini tergantung dari keinginan kita pribadi.

Kalau saya, ternyata lebih suka turun di Jeddah dan melaksanakan ibadah umroh walaupun sedang dalam kondisi jetlag. Lebih suka berlelah-lelah dulu, istirahat kemudian. Tinggal fokus untuk berdesakan di Rawdah hehehe. Apapun pilihannya, yang penting umrohnya dijalankan secara benar ya.

Total Biaya

Ini nih yang paling ditanyakan. Apakah memang lebih ekonomis atau malah sama. Buat saya, faktor kenapa ambil visa transit adalah faktor waktu dan juga biaya. Untuk akomodasi dan transportasi yang saya gunakan yaitu hotel bintang 5 dan kereta cepat haramain, harga yang saya keluarkan tentunya 50% lebih murah dibandingkan travel yang menawarkan paket bintang 5nya.

Tapi totalnya sebetulnya bisa mencukupi paket umroh bintang 3 dengan durasi yang lebih panjang. Namun sekali lagi, ada harga ada rupa. Semua tergantung dari kemampuan dan kemauan masing-masing. Harga saya secara angka memang terlihat tinggi karena mengutamakan kenyamanan keluarga.

Tentunya harga harga tidak mutlak, ada faktor yang mempengaruhi yang bisa menekan harga, antara lain:

  • Tiket promo. Sering-sering pantengin newsletter Saudia, siapa tahu mereka ada diskon. Jangan lupa selalu browsing dalam mode incognito supaya tidak tertangkap history kita.
  • Hotel. Akomodasi bisa banget menyesuaikan budget. Mau yang bintang 3,4, dan 5 tentunya ada banyak pilihan.
  • Transportasi. Ada banyak alternatif pilihan transportasi yang murah bahkan gratis. Seperti shuttle dari Airport Jeddah ke Mekkah.
  • Makanan. Selain membawa makanan sendiri dari tanah air, ada banyak pilihan makanan yang juga murah meriah seperti kebab dan jajanan lainnya.

Untuk rincian biaya yang saya keluarkan, bisa dilihat di Reels saya ya di SINI.

Nah kurang lebih, beginilah situasi umroh mandiri yang saya lakukan dengan visa transit. Rasanya puas banget bisa ke sana dengan santai, bebas, dan menentukan semua sendiri. Maklum, kebiasaan pergi jalan-jalan sendiri 😀