WordPress Blog & Blogspot (Study Case)
Perlu membandingkan mana yang lebih baik antara WordPress dan Blogspot? Saya tentunya ngga akan ragu mengatakan bahwa yang terbaik tentu saja WordPress. WordPress jauh berbeda dengan Blogspot karena merupakan sebuah CMS (Content Management System). Namun di tulisan ini, saya iseng membandingkan penggunaan kedua platform ini sesuai dengan kebutuhan blog.
Kalau ada yang bilang, pake WordPress biar keren, menurut saya itu sudah salah di pemahaman awal. Memakai WordPress belum tentu keren, apalagi kalau tidak paham memanage-nya. Salah-salah, kapasitas penuh sudah uring-uringan, blog dihack bingung tujuh keliling, sampai database error yang ngga connect malah pengen banting laptopnya, belum lagi urusan server yang down, atau masalah lain yang bolak-balik terjadi pada blog selfhosted.
Kebanyakan memang dibantu oleh support, tapi belum tentu juga support akan semudah itu membantu, kalau kita bukan member eksklusifnya mereka. Akan ada delay, sementara mungkin sedang ada campaign/sponsored post yang berjalan. Di sinilah WordPress akan menjadi tidak berguna, terutama untuk blogger yang perempuan. Yang minim menguasai teknis dan hanya paham kalau WordPress itu lebih keren.
Lain halnya memang dengan Blogspot. Interface yang mudah dan penggunaannya yang sederhana, sebetulnya sudah mumpuni sebagai platform blog yang berkualitas. Tidak perlu memusingkan dengan segala macam server, kapasitas, plugin, dan lain sebagainya. Fokusnya hanya pada konten. Semakin banyak konten berkualitas, semakin banyak pengunjung, blog akan menjadi sangat populer, walaupun dengan Blogspot sekalipun.
Optimalisasi Blogspot
Salah satu blogger yang sukses menggunakan blogspot buat saya adalah blog mba Diah di diahdidi.com. Blog tersebut setiap harinya padat sekali dikunjungi. Visitor mencapai 10rb lebih perharinya. Gambar berkualitas dengan ukuran yang cukup besar, mampu ditampung oleh Blogspot yang memang kapasitasnya mungkin unlimited.
Mba Diah sangat konsisten menulis blognya satu kali dalam sehari. Sampai sekarang, sudah lebih dari seribu postingan yang ada di blognya. Hmm saya ngga kebayang, butuh space berapa kalau menggunakan selfhosted. Jadi lebih nyaman menggunakan blogspot kan. No worries banget kalau blognya populer dan butuh kapasitas yang besar.
Keunggulan lainnya dari blogspot adalah, jika penggunanya perempuan, tidak perlu repot memahami settingan yang rumit dan masalah teknikal. Fokusnya tentu saja menulis, dan blogspot sangat mengakomodir dengan interfacenya yang sederhana, yang memang difokuskan pada konten.
Bagaimana dengan SEO? Yang terjadi dengan blog mba Diah, blog tersebut mampu mendapatkan visitor yang lumayan ramai setiap harinya dengan bermodalkan konten yang selalu update setiap hari. Jadi tidak perlu merasa, kalau blogspot kurang SEO Friendly ataupun kurang maksimal. Karena pada kenyataannya, tanpa menerapkan hal yang rumit tersebut, blog tetap akan ramai dengan pengunjung.
Kapabilitas WordPress
Kemampuan WordPress hanya akan teruji juga penggunanya tahu persis bagaimana menggunakannya secara maksimal. Mulai dari kapasitas yang diperlukan, hosting yang memiliki kecepatan yang baik, sampai penggunaan plugin untuk memaksimalkan blog. Kalau mengetahui langkah apa saja yang diperlukan, percaya deh, jadinya effortless blogging banget.
Dengan catatan, tentunya harus mengetahui persis apa yang diperlukan untuk kebutuhan blognya. Jangan sampai menjadi sia-sia hanya karena ingin dibilang keren atau kekinian karena memakai WordPress. Intinya sih begitu. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Menyesuaikan dengan kebutuhan penggunanya.
Kalau saya? Sudah pasti saya memilih WordPress. Sudah kadung cinta sih wekekekek.
Aku dulu sempat pindah ke wordpress juga, tapi pada akhirnya aku balik lagi pakai blogger lagi buat blog pribadi.
Pertimbagan utamanya sih, meski nanti kalau orangnya enggak ada, tulisannya tetep ada (selama google belum nutup blogspot 😀 )
Kalau mau long lasting, pakai yang pure free semua 😀
Saya setuju, jika niatnya ngeblog ingin berbagi.
Kalau menurutku emang WP lbh enak, apalagi klo bikin templatenya. Blogger ruwet bnyk hacking. Tp klo ternak blog kyk aku pake WP semua ya kerasa bgt, jd ttp pake Blogger jg, wkwkwk
Sebenernya enakan WP mau bikin tampilan aneh2 lbh mudah. Blogger bnyk hackingnya, kdg mls. Tp ttp sih blogku bnyk yg Blogger, haha
Nah, ini yang menjadi salah satu pertimbangan saya, Mbak. Sempat tanya ke beberapa kawan yang sudah migrasi atau yang memang sudah pakai WP. Pertanyaan yang kutanyakan ke mereka adalah, “Kita kudu sedia kapasitas berapa untuk hosting?”
Mindset saya mungkin salah, tapi kok rasanya (misal) diisi cuma 1-2 Gb itu terlalu sedikit ya? Email saja 15 Gb, dipakai setiap hari dengan isi text juga gambar bisa aus. Kalau sudah habis kudu gimana? Nambah kapasitas pastinya. Nah, itu kemudian berbanding lurus dengan budgeting di tiap bulan atau tahunnya. Hehe. Kemudian maju mundur lagi.
Endingnya, ya masih bertahan di blogspot. ?
Kedua platfrom itu kini sudah tidak ada bedanya. Hanya bedanya terletak pada url atau link artikel. Kalau blogspot masih ada bulan dan tahunnya. Kalau bicara soal dalaman atau tema/template, semua serba pening. tidak semua orang bisa mengerti apa itu kode html atau javasript, ingin tema yang baik, pastinya harus menguasai kode tersebut. Ya, setidaknya beli tema premium, itupun harus sedikit tahu kode html jika ingin temanya maksimal untuk menunjang SEO
Aku pernah bikin artikel di WP sebagai penyumbang tulisan. Ternyata langsung menuntun kita terhadap keyword yg SEO ya. Dibanding BP yg santai cuma modal label dan deskripsi aja. Mau ternak di WP tapi blm sempet-sempet nih hehe