Dear geng,

Sekian lama kita tidak bertemu semenjak perjalanan terakhir kita ke Bali. Iya, itu sudah delapan tahun yang lalu. Saat kita merayakan kelulusan untuk hari-hari berat kita di pelajaran teknik. Merayakan bagaimana kita akan menjalani hari baru sebagai orang dewasa yang bertanggung jawab. Yang akan membawa kita ke impian dan tujuan akhir kita.

Setelah perjalanan panjang kita dari Jakarta ke Pulau Bali yang eksotis itu, gue selalu teringat dan bermimpi untuk terus melakukan perjalanan-perjalanan lainnya yang tidak terlupakan. Masih ingat dalam ingatan, kita semua tertawa bersama dan bercanda serta mengalami hal-hal suka dan duka dalam perjalanan seminggu itu.

Bagaimana kita patungan untuk membeli bensin mobil, salah dalam melihat peta sehingga nyasar ke jalan alternatif yang sepi, mengalami ban mobil pecah di tengah hutan, sampai tiba di Pulau Bali dalam keadaan Hari Raya Nyepi. Hahaha iya Nyepi yang kita semua bodohnya lupa, kalau ada hari libur nasional itu dan menghabiskan satu hari penuh berenang di hotel melati yang kita tempati.

Sejak saat itu, hidup gue berubah. Gue bertekad untuk bisa selalu liburan kemana saja disaat senggang. Liburan dalam maupun luar negeri dan niat untuk mengumpulkan setiap recehan yang gue dapat. Bagaimanapun liburan adalah kenangan dan pengalaman berharga untuk bisa diingat dengan baik.

Setelah sekian lama tidak bertemu lagi, gue lupa akan perjalanan yang pernah gue impikan. Saking sibuknya dengan pekerjaan, kuliah ke jenjang yang lebih tinggi lagi, bahkan seekstrem menikah dan melahirkan dua anak dalam satu tahun yang pendek. Saat itulah gue menyadari, ada dimana kalian sekarang dan apakah mimpi kalian juga terwujud seperti yang pernah kita bahas di waktu lalu.

Untungnya ada social media yang selalu menghubungkan kabar kita. Dan senangnya gue saat tau kalian sudah menemukan impian yang sama untuk traveling ke tempat tujuan masing-masing. Gue lihat si Rama yang sudah keliling Jepang, Korea, Australia, sampai Belanda. Ada si Edi yang suka banget ke Thailand dan berenang di Phuket. Dan juga si Christine yang udah menjejakkan kaki di Inggris sana bersama suami tercinta. Dan gue, terus gue ngapain? Ini kenapa gue masih diam disini, masih sibuk dengan urusan keluarga dan pekerjaan tanpa ingat kalau gue juga masih punya mimpi yang belum dilakukan.

 

Tapi geng, untungnya gue ngga patah semangat melihat kalian melalang buana. Justru ini menambah keyakinan kalau gue yang sibuk dengan keluarga dan sibuk mengumpulkan recehan ini bisa juga memiliki impian kembali yang hilang. Saat itulah rasanya hidup gue berubah, apalagi saat gue tau kalau ada penerbangan murah dari Air Asia.

Seperti yang kita tau geng, penerbangan keluar negeri jarang ada murah apalagi dengan jarak tempuh lebih dari lima jam. Gue harus merogoh kocek yang cukup dalam kalau tidak menggunakan low cost carrier. Apalagi dunia rumah tangga tidak seperti seorang jomblo yang bebas menggunakan uang untuk hura-hura. Saat itulah gue memahami arti pentingnya manajemen keuangan bahkan untuk liburan. Dan tujuan gue saat itu adalah bagaimana gue bisa tetap jalan-jalan dengan biaya yang bisa dihemat semaksimal mungkin.

Air Asia itu geng, penolong hidup gue banget dalam merenda mimpi. Mengubah gaya hidup gue yang tadinya boros menjadi lebih hemat, dengan harga penerbangan murah yang mereka tawarkan untuk traveling ke negara-negara populer untuk liburan. Bayangkan, promo mereka mampu membuat gue menelan ludah saking murahnya. Walaupun harus membayar penuh perjalanan untuk tahun depan, tapi ternyata hal ini juga bagus untuk menyiapkan biaya lainnya dan juga mengurus dokumen sehingga tidak tergesa-gesa.

Karena promonya yang super duper murah, gue berhasil menjejakkan kaki di Negara Korea awal tahun ini geng. Musim dingin pula, musim salju cantik yang menutupi jalan-jalan di Pulau Nami yang dijadikan syuting Winter Sonata. Menikmati hangatnya Odeng yang lezat banget dimakan saat dingin dan asiknya bermain ski di pegunungan yang penuh salju.

Air Asia mampu mengubah hidup gue dari jalan-jalan hanya sekitar Indonesia menjadi backpacker yang berani melihat dunia luas dengan berbagai macam keragaman budaya. Air Asia mampu mengubah hidup gue dengan membuka mata kalau semua bisa terbang dengan harga murah dan bisa kemana saja ke belahan dunia yang lain. Dan Air Asia betul betul mengubah hidup gue untuk bisa berani seperti kalian, yang meraih mimpi dengan memulai perjalanan mandiri. Bahkan tahun depan gue udah mendapat lagi tiket murah untuk ke Jepang. Suatu negara impian untuk dikunjungi semenjak gue nonton episode pertama Satria Baja Hitam waktu gue masih SD.

Makasih geng untuk terus memberikan inspirasi untuk gue, makasih kepada Air Asia yang sudah mewujudkan mimpi-mimpi dan mengubah hidup gue. Siap terbang lagi dan semua bisa terbang !!!

Love,

Shinta