Transportasi Massal Ideal Untuk Warga Kelas Menengah Jakarta & Sekitarnya
Iseng sebenernya nulis ini dan 100% tulisan ini adalah opini pribadi. Berhubung Jakarta lagi menyambut MRT, jadinya pengen ngasi sedikit pandangan soal transportasi. Sesuai image-nya, MRT ini kelasnya tentu bukan menyasar kalangan yang terbiasa naik kendaraan umum, tapi warga Jakarta dan sekitarnya yang naik kendaraan pribadi roda empat alias mobil.
Apa mau dikata, lebih nyaman pakai mobil walo udah banyak angkutan umum yang katanya senyaman mobil. Tapi ternyata, macet tetap menjadi alasan kuat untuk ngga pada pindah ke angkutan umum. Toh sama sama macet, kenapa juga harus pindah khan. Makanya dibuatkan MRT yang harapannya para pengendara mobil ini mau pindah ke kendaraan massal yang mevvah.
Karakteristik Pengguna Mobil
Sejujurnya, saya juga orang yang suka sekali menggunakan mobil untuk bepergian. Sehari dua hari dalam seminggu masih kuat, hari keempat dan kelima rasanya sudah lemas dan pikiran jadi stress karena menghadapi stuck berjam-jam di jalanan.
Sejujurnya juga, saya sendiri ngga keberatan bayar bensin dan bayar tol mahal, asalkan saya bisa duduk nyaman ber-ac sambil mendengarkan celotehan penyiar radio, daripada harus desek-desekan ngantri comline ato kejar-kejaran dengan bis. Yang seperti saya ini banyak!
Ngga heran, mobil makin lama jumlahnya makin banyak walo sebenernya ada konspirasi industri juga. Tapi yang pasti, pengguna kendaraan pribadi ini rela membayar mahal demi kenyamanan, bahkan ngga sungkan untuk berangkat lebih pagi lalu pulang lebih malam supaya tidak terjebak macet. Bagaimanapun, uang dan waktu ngga masalah asal nyaman.
Apa mau dikata, stress di jalan masih bisa ditolerir daripada stress di comline dengan segala dramanya. Belum lagi sambung menyambung antar stasiun dan jadwal yang jedanya cukup lama. Duh, mending terjebak macet tapi di dalam mobil deh daripada saya tertekan menghadapi persaingan di comline. Saking pressure-nya tinggi, saya masih ingat sempat ada kasus ibu hamil meninggal karena komen netizen. Soal ibunya yang lagi naik comline tapi berdiri dekat pintu dalam keadaan hamil lalu netijen menyalahkan suami dan ibunya. Sedih bacanya dan rasanya transportasi massal yang ada kok ngga manusiawi hiksss.
I Love Railink
Mungkin saya salah satu orang yang beruntung dengan layanan transportasi massal yang baru baru ini populer di kalangan warga Tangerang. Apalagi kalau bukan Railink yang awalnya membuka jurusan Sudirman Baru ke Bandara Soekarno Hatta. Waktu itu saya yang desperate saban hari naik comline yang penuh, mendapatkan secercah harapan.
Railink yang baru beroperasi semingguan, ternyata melakukan pemberhentian di Stasiun Batu Ceper, yang hanya berjarak 5 menit naik motor dari rumah saya. Duh, rasanya kaya dapet durian runtuh pas tau bisa beli tiketnya itu separo jalan. Harganya sebenernya ngga murah, sekali jalan Batu Ceper – Sudirman Baru 35k. Jadi kalo bolak balik bisa 70k.
Untungnya ada harga paket hemat serombongan. Kalau minimal bepergian dengan 12 orang, bisa dapat harga 20k. Berbondong-bondonglah para eksekutif muda yang biasa naik mobil dan ngga tahan naik KRL pada bikin grup dan selalu janjian berangkat. Jadi sistemnya adalah dengan membuat WA Group dan Telegram berdasarkan jam pergi dan pulang kantor. Serunya itu, banyak drama juga hahaha. Ya namanya juga berhubungan dengan uang dan kita barengan dengan orang yang ngga dikenal setiap harinya khan.
Nyamannya perjalanan pulang pergi Tangerang Jakarta itu ngga ada yang ngalahin pake Railink. Udahlah cuma 30 menit aja, ngga pake transit, apalagi desek-desekan. Semua teratur walopun lumayan rame. Alternatif transportasi massal kaya gini nih yang dibutuhin. Walo katanya kereta bandara ngga rame, tapi lumayan penuh karena sekali berangkat di jam pagi dan sore bisa sampai 100 orang yang terbagi sampai 4 grup yang satu grupnya maksimal 20 orang.
Dari hasil ngobral-ngobrol, orang yang naik Railink ini adalah orang yang biasa naik mobil. Karena sekarang ada kereta yang nyaman, jadi mobil lebih banyak di parkir di stasiun. Well, saya sendiri mengakui klo transportasi kaya gini nih yang ideal banget untuk menggaet pengendara mobil. Tentunya dengan jurusan yang banyak dan terintegrasi dengan moda transportasi lain.
Tapi yah, namanya juga opini yak. Udahlah bikin gini ngga gampang dan ngga cepat, trus banyak dinyinyirin yang katanya hanya sebagian yang menikmati, tapi gimana dong. Menurut saya sih ini udah ideal abis dan walaupun harganya terbilang mahal, tetep aja kepake loh! Karena yang terpenting adalah nyaman, cepat, dan praktis. Moga-moga aja besok semua wilayah punya kereta super nyaman kaya gini yah. Amin.
Semua butuh diuji dulu oleh waktu. nanti akan tahu hasilnya, sehingga akan menjadi pertimbangan yang obyektif bagi masing-masing individu.
Hehehe iyah
dulu sempet tinggal di jakarta setaun lebih dan emang perjalanan kesana kesininya buat saya stress karena macet di mana mana. semoga dengan adanya akomodasi transport baru ini membatu masalah kemacetan di sana dan beralih ke transportasi umum seperti di negara negara lain. walaupn aga ga mungkin juga sih. hha
Hahaha mungkin kokk 😀