Sering banget kan denger kata-kata ini. Tapi ternyata kalau diresapi maknanya ternyata dalam dan mampu memberikan efek positif dan hasilnya rejeki memang tidak kemana. Kata-kata ini terus saya dengungkan di hati saya saat meninggalkan perairan di Phi phi island yang digunakan untuk snorkeling. Iya, menatap dalamnya laut dan melepaskan pandangan pasrah saat saya menyadari bahwa saya meninggalkan hape iphone saya tenggelam di dalam perairan cantik itu.

Snorkeling selalu menjadi kegiatan favorit saya saat berlibur ke sesuatu yang berbau air. Senang rasanya masuk dunia air dan melihat betapa mereka damai sentosa menikmati hari-hari tanpa harus pusing berkutat tentang yang dilakukan manusia. Dan memang jarang sekali saya mengabadikan mereka, karena ingin total berlibur tanpa harus dipusingkan foto-foto untuk ajang pamer. Tapi kali ini berbeda, saya ingin sekali menangkap momen indah mereka dan tentunya momen saya dan teman-teman yang mungkin tidak akan kembali lagi. Dan pilihan untuk menangkap momen itu adalah saat di Phi Phi Island Phuket Thailand.

Phi phi island yang terdiri dari beberapa teluk indah memang menawan hati. Untungnya saat saya kesana cuaca sedang sangat bagus. Cerah, tidak berawan, dan awan putih terlihat jelas. Dan paket tour yang saya dan teman-teman ambil sudah termasuk 2x snorkeling untuk melihat ikan-ikan cantik. Dan tentu saja photo itu wajib hukumnya wekekek.

Untuk photo saya memang selalu mengandalkan photo kamera dari Iphone. Lebih praktis, cepat karena tidak perlu ganti lensa, dan juga hasilnya diatas kamera ponsel rata-rata. Karena bagi yang belum tau, kemampuan kamera Iphone 5 sudah termasuk yang paling terbaru (saat launching). Dengan kamera 8 megapixel dan juga perekam dengan resolusi 1080p, rasanya hasilnya sudah tidak diragukan. Tapi yang masih meragukan dan hanya berpikir hanyalah sebuah hape mahal, yuk tengok sedikit fitur mumpuninya :

  1. Kamera belakang Sony 8 megapiksel dengan back illuminated sensor yang bisa menangkap gambar walaupun dalam keadaan gelap dan membuat foto menjadi terang. Ini juga yang membuat teman-teman saya bingung kenapa smartphone mereka walaupun sama-sama 8MP tetap kalah hasilnya karena gambar di Iphone lebih terang wekekek. Dan mengambil gambar hanya dalam hitungan detik.
  2. Memiliki aperture f/2.4 yang buat saya udah cakeplah walaupun saya lebih suka pakai f/1.8 yang memberikan bokeh cantik
  3. HD video dengan resolusi 1080p dengan 30 frame/detik yang memang ukuran file jadi lebih besar tapi hasilnya ciamik banget kalau mau diupload di youtube. Buat yang nanya kenapa hasil video bisa bagus, ya saya cuma pake hape ini aja ^^
  4. Yes sudah termasuk IR filternya untuk hasil warna yang lebih akurat termasuk juga memiliki 5 elemen pada lensa sehingga hasilnya akan menjadi tajam
  5. Lainnya, ada face recognition dan image stabilization buat yang masing bingung kenapa hasil jepretan dan video saya ngga goyang ^^
  6. Fitur standar yang juga ada di Iphone ini adalah quick access, setting grid, burst mode, HDR, mensetting fokus dan exposure, lock fokus, geotagging, bahkan bisa mengambil photo hanya dengan volume button dan juga earphone bawaan.

Dengan fitur maksimal sudah sepantasnya Iphone menjadi pilihan saya dalam berkamera karena kalau travel saya ngga mau direpotkan dengan beratnya SLR beserta lensa-lensanya. Dan wajib banget saya pakai hape ini wekekek. Dan tiba-tiba tragedi pun terjadi *lebay.

Puas mengambil photo bagus dengan pemandangan ciamik di Phi Phi Island, sudah terbayang betapa senangnya suami saya melihat alam indahnya. Yap beliau pecinta gambar bagus juga, jadi kami sering bertukar hasil photo untuk sekedar upload di insta atau jadi wallpaper di hape masing-masing. Apalagi sudah banyak juga photo narsis saya dan video ala-ala syahrini yang jadi lucu-lucuan antara travelmate. Pokoknya hape itu sudah menjadi salah satu benda terpenting dan kecebur aja gitu dilaut :v

Sumpah, saya cukup shock juga awalnya. Lagi asik menangkap gambar ikan cantik yang berlarian di air, sambil memegang erat hape yang saya tau kalau lepas ya wassalam deh ya wekekeke. Trus seperti biasa asik poto-poto sana sini, tetiba giliran saya yang minta dipotoin sama travelmate mba nunik. Yang blio uda berkali-kali ngibas-ngibasin tangannya tanda ngga mau. Qiqiqi saya juga yang maksa, bentar aja potoin karena travelmate saya yang lain, khalida ngga pake kacamatanya yang minus lima. Jadilah mba nunik terpaksa mau motoin dan belakangan saya baru tau kalau beliau memang agak trauma ama laut karena selalu punya pengalaman buruk.

Saat mau motoin, ternyata hape terkunci yang harus memasukkan security code untuk masuk. Yang padahal bisa digeser ke atas aja langsung masuk ke kamera. Tapi nampaknya mba nunik ngga tau. Jadilah saya mengibaskan tangan saya minta hape untuk saya bukakan kunci. Dan uppss hape saya dilempar wkwkwk iya dilempar, karena mba nunik reflek melempar setiap benda yang memang biasa dia lakukan di rumah. Spontan saya kaget, otak langsung bekerja kalau hape itu tenggelam, ini air, bukan daratan. Bahkan bule sebelah saya cukup kaget juga melihat adegan itu, spontan saya dan bule itu langsung nyelem melihat dimanakah posisi hape saya berada. Dan nihil.

Saya cuma bisa tarik napas dalam, tanda menenangkan diri. Tidak perlu panik, tidak perlu marah-marah, santai, beneran itu wekekek. Saya cuma mikir, wah beli hape baru qiqiqi. Dan cuma menyayangkan adegan syahrini saya yang epic banget karena direkam di Phuket :P. Tapi ya sudah, saya hanya menyelam, mencari hape saya dimana dia berada. Karena hape tersebut sudah berlapiskan plastik anti air, saya juga merasa aman meninggalkan hape di air.

 

A video posted by Shinta Ries (@shintaries) on

 

Akhirnya, kami berinisiatif kembali ke speed boat yang membawa kami berkeliling Phi Phi Island. Karena tour guide yang bernama C pernah mengatakan, kalau alat snorkelnya tenggelam bisa langsung lapor karena staf mereka sudah biasa berenang mengambil barang di dalam air. Dan akhirnya pecah juga tangis mba Nunik karena akhirnya blio sadar kalo habis melemparkan hape ke laut wekekek. Dan saya cuma bisa senyam senyum menenangkan, bilang ngga apa-apa, santai aja. Dan Khalida sukses bikin pernyataan bakalan extend sehari di Phi Phi Island demi photo wkwkwk.

Begitu lapor, langsung para staf nyemplung mencari bersama saya juga. Yah daripada saya capek-capek mencari dan ngga menikmati snorkeling di tempat indah itu. Saya menyelam sambil mengamati ikan-ikan, mengikuti rombongan ikan cantik-cantik yang berlarian mengumpul karena turis lain membawa roti untuk memancing datangnya dan sumpah saya menikmatinya di saat temen-temen lagi pusing di atas kapal. Maap yaa 😛

Saya sebetulnya tidak berharap banyak ketika hampir 30 menit berlalu dan berakhir tanpa ada berita apapun. Sampai pada akhirnya kapal harus segera bertolak ke Phi Don Island untuk makan siang. Dan endingnya saya hanya memandang buih gelombang akibat deru speed boat dan hanya berpikir tenang dalam hati. Rejeki ngga akan kemana.

Tanpa disangka, leader tour yang baik hati meneriakkan dengan bahasa setempat untuk ikut membantu mencari hape ke rombongan tur kapal lain yang masih satu perusahaan. “Don’t worry my friend, we’ll help you” katanya. Ah lega juga rasanya kalau ternyata kru kapal sangat peduli dan betul-betul dianggap turis. Dan leader juga menyarankan untuk membantu mencari setelah mengantarkan para turis yang lain makan dan berbaik hari membungkuskan makanan untuk kami. Kaptennya dengan senyum mengembang mengatakan kalau kita bertiga dan kru akan kembali ke tempat itu, yah setidaknya mencari dalam waktu 1 jam sebelum pergi lagi ke pulau lainnya.

Begitu siap untuk kembali ke lokasi, saya sudah sangat menyiapkan diri untuk kemungkinan terburuk. Sekilas saya mendengar mba Nunik istigfar, berdoa dalam dalam. Qiqiqi saya mengerti pasti takut banget dan merasa itu adalah kesalahan dia. Padahal hape saya ini sebetulnya sudah tertinggal saat hendak terbang dari Jakarta. Iya, saya yang buru-buru turun dari mobil karena macet parah depan terminal 3, melupakan hape yang saya letakkan di dashboard mobil. Tadinya saya juga pasrah tidak bisa mengambil photo yang saya pikir, saya mau murni liburan. Dan akhirnya saya meminta adek saya untuk mengantarkan hape saya ke bandara yang memang cukup 20 menit saja menggunakan motor. Penyesalan langsung datang saat ingat, itu hape memang harusnya ketinggalan supaya tidak mengalami tragedi seperti ini.

Dan alhamdulillah, saat tiba di lokasi ternyata kru di kapal lain yang tadi diminta untuk mencari hape saya mengabarkan dalam bahasa Thailand. Yang saya tangkap mereka tersenyum senang yang artinya buat saya HAPE KETEMU! Benar saja, kru yang masih muda di kapal seberang mengibas-ngibaskan hape saya yang masih dalam plastik. Sontak kami bertiga berteriak tanda kaget sekaligus senang. Bahkan mba Nunik ngga bisa menahan air matanya saat melihat hape tersebut. Saat diberikan kembali, kami spontan mengambil dompet yang berisi Bath untuk kompensasi mereka. Rasa terima kasih. Rasa bersyukur bahwa rejeki itu masih ada di kami. Tersenyum senang, yang menemukan cukup kaget kami memberikan 1000 Bath dan 1500 Bath untuk dibagi ke kru kapal yang bersedia kembali ke lokasi. Bukan masalah jumlahnya, tapi kami sangat ikhlas memberikan nominal yang sepertinya cukup besar untuk mereka demi sebuah kenangan yang tidak terlupa.

Ps. Saya salut dengan tur dan mental para guidenya. Mereka sangat tegas, tepat waktu, dan sangat menolong. Tidak pernah membedakan turis dari mana asalnya dan tetap diperlakukan sama. 10 jempol untuk layanan tur ini beserta pariwisata Thailand.

phuket7