Membuat blog itu sebetulnya mudah dan gratis. Sama mudahnya dengan membuat email. Sayangnya, kalau sudah merasa blog yang gratisan tidak memiliki fitur yang memadai, saatnya beralih ke WordPress Selfhosted. Hal itu juga yang saya rasakan dulu saat merasa kurang maksimal di Blogspot. Entah kenapa, saat menjajal WordPress, saya langsung tertarik dan ingin mendalami lebih lanjut.

Awalnya mencoba fitur WordPress di penyedia domain dan hosting gratisan Blogsome.com. Iyes, saya sejadul itu loh. Kalau yang ngeblognya di tahun 2000-an jaman sebelum media sosial, pasti pada tahu hehehe. Dan waktu itu, sudah bisa pakai plugin yang bikin blognya jadi lebih keren dibandingkan standar Blogspot.

Untuk yang mau beralih ke WordPress selfhosted, ada baiknya mencoba terlebih dahulu versi gratisannya di WordPress.com. Apa sih bedanya?

WordPress (Com) & WordPress (Org)

Keduanya berbasis WordPress. Yang membedakannya adalah layanannya. Kalau di WordPress.com itu adalah layanan membuat blog gratis dengan domain dan hosting yang juga bebas digunakan. Tentunya tidak dapat digunakan untuk beriklan (dengan Adsense atau Afiliasi). Sisanya, memiliki kapasitas dan kapabilitas yang terbatas. Singkatnya tidak dapat mengunakan plugin.

Sedangkan WordPress (Org) adalah CMS/Engine, yang kita install sendiri di domain dan hosting yang telah dibeli. Bedanya apa? Selain kapasitas yang tergantung hosting yang dibeli, kapabilitasnya tidak terbatas. Kita dapat menggunakan apa saja sesuai keinginan. Entah mau membuat portal, forum, online shop, atau hanya blog biasa saja.

Kenapa Pakai WordPress (Org)?

Semua blog saya sudah menggunakan WordPress selfhosted. Sudah lama sekali tidak menggunakan blogspot. Semenjak uji coba beberapa tahun lalu itu, saya praktis tidak mau kembali lagi. Walaupun di blog satunya lebih banyak membahas blogspot, karena memang tujuannya untuk membantu.

Seperti yang saya bilang di postingan sebelumnya, WordPress membuat segalanya lebih mudah. Dan inilah yang saya rasakan selama bertahun-tahun ngeblog. Semuanya begitu praktis dan sederhana. Tidak menggunakan terlalu banyak plugin dan membuat saya fokus dengan konten. Kalau saya bisa, seharusnya perempuan lainnya juga bisa ya. Dengan catatan, harus mandiri dan bisa memahami bagaimana cara kerjanya.

Tapi, kalau merasa rumit namun ingin sekali menggunakan WordPress, caranya hanya satu. Yaitu mencari hosting yang memiliki layanan support yang baik. Yang mau bantu kalau ada error ini itu karena sudah tidak mungkin memeriksa satu-satu salahnya di mana. Apalagi perempuan, iyaa khaannnn 😀

Kelemahan menggunakan WordPress ini apa? Harganya. Memang betul kalau WordPress itu gratis, namun yang tidak gratis adalah layanan tambahan premium. Seperti themes premium, plugin premium, image hosting premium (Photobucket) untuk meringankan loading, dan juga hosting yang semakin lama semakin mahal.

Kira-kira akan sebanding tidak ya dengan nilai investasinya? Buat saya iya, WordPress ini seperti jalur cepat buat saya. Cepat terindeks, cepat populer di mesin pencari, cepat mendapat ranking, dan cepat mendapatkan tawaran yang berbayar *uhuk. Tapi tentu saja, semua bergantung pada konten. Sekali lagi, WordPress hanya merupakan mesin saja.

Install WordPress di Selfhosting

Jadi di postingan ini, saya akan memberikan step by step yang mungkin tidak terlalu detail tapi lebih merupakan checklist. Jadi, secara keseluruhan blognya sudah disetup secara lengkap dan tinggal pakai saja. Kalau teknis, pasti sudah banyak beredar dan seharusnya tidak terlalu banyak hal yang susah ya.

Yang diperlukan:

  1. Domain
  2. Hosting
  3. Image Hosting

Domain dan hosting, keduanya dapat dibeli di Dewaweb (link afiliasi*) karena ada diskon khusus jika menggunakan link tersebut. Pilihan lainnya juga bisa dibeli di Niagahoster (link afiliasi*). Keduanya menjadi rekomendasi saya, karena sudah terbukti supportnya bagus dan cepat. Kalau di Dewaweb sih, saya bisa jamin bakal dilayani dengan baik, sebut aja dari Blogger Perempuan hahaha. Sedangkan di Niaga Hoster, saya memang dilayani dengan baik juga sih. Tapi sepertinya karena saya ambil paket yang paling mahal hehehe. Jadi mendapat layanan yang memang diutamakan.

Kenapa Image hosting saya masukkan? Karena sebetulnya saya pecinta gambar besar dan resolusi tinggi. Sayangnya, kalau saya langsung mengupload ke hosting selain kapasitas menjadi cepat berkurang, loadingnya akan lebih lama. Kalaupun menggunakan plugin image optimizer, gambar akan menjadi turun kualitasnya. Padahal saya memakai mirrorless yang notabene memiliki kualitas gambar bagus. Jadinya merasa sia-sia aja.

Image hosting yang telah saya gunakan bertahun-tahun adalah Photobucket. Mengambil layanan premium untuk kapasitas 20GB (+bonus menjadi 30GB) rasanya ngga habis-habis. Setiap tahun memperpanjang kurang lebih 300rb tapi bikin puas banget. Saya bebas upload photo hi-res dan cukup dengan menempelkannya di url image blog saja. Hasilnya? Loading gambar lumayan cepat dan masih bisa menikmati hasil photo yang lumayan. Oia kalau mau cek harganya bisa di http://photobucket.com/pricing.

The Famous 5 Minutes WP Install

Setiap hosting saat ini sudah dilengkapi fitur penginstalan WordPress. Apalagi hosting yang mengkhususkan untuk WordPress. Biasanya tahu beres saja dan tinggal login ke dashboard blog. Kalau yang ngga terlalu paham, bisa minta tolong support untuk menginstall. Atau kalau mau belajar install sendiri juga bisa. Googling aja, pasti banyak tutorial detail dan lengkap. Proses install ini hanya 5 menit saja loh. Mudah dan praktis. Jangan takut mencoba ya. Kan katanya mau bisa WordPress 😀

Praktis kalau sudah terinstall, kita sebetulnya tinggal memakainya saja. Akan tetapi, luangkanlah waktu untuk masuk ke dashboard hosting dan juga cpanelnya yang sudah diberikan. Pelajari secara sekilas, terutama File Manager yang berisi file dari blog kita. Sedangkan datanya akan masuk ke database yang dapat dilihat di phpMyAdmin. Tapi, kalau benar-benar tidak paham, sebaiknya diabaikan dan jika ada masalah, cepat-cepat hubungi support.

First Thing First

Setelah memiliki blog dan berhasil login, pertama kali yang dilakukan adalah setup semua settingan. Mulai dari Setting general yang berisi:

  • Site Title
  • Tagline
  • Timezone
  • Date format

Kemudian setting reading, untuk menampilkan berapa banyak postingan di halaman depan. Lalu setting discussion yang memastikan/centang bagian “Allow people to posts comments on new articles”. Apabila diperlukan settingan tambahan, silahkan centang saja sesuai dengan kebutuhan. Kemudian yang paling penting adalah setting permalink, yang menggunakan custom structure yaitu htp://namablog.com/%postname%.html.

Setelah itu, masuk ke menu plugin. Saya biasanya menghapus plugin yang tidak perlu dan biasanya suka ada bawaan. Yang sudah pasti dihapus adalah Hello Dolly wekekek. Entah kenapa, ini plugin selalu ada dan saya ngerasa ngga ada gunanya juga. Baru setelah menghapus yang tidak diperlukan, saya biasanya install plugin, antara lain:

  • Akismet
  • Google Analytics Dashboard for WP
  • Compress JPEG & PNG images
  • EWWW Image Optimizer
  • Regenerate Thumbnails
  • Simple Social Icons
  • Broken Link Checker
  • Nofollow for External Link
  • Pretty Link Lite
  • WP Super Cache
  • Instagram Feed

Kenapa saya ngga install Yoast SEO atau yang berbau SEO lainnya? Karena saya menggunakan themes premium yang sudah ada setting SEOnya. Jadi memang tidak memerlukan lagi. Lagipula, saya pengen fokus ke konten dan ingin lebih natural terindeksnya di Google, supaya long lasting dan tidak tergantung pada updatenya Google. Dan juga Jetpack, saya menghilangkannya. Tujuannya sih supaya lebih ringan. Bahkan kadang, dibandingkan dengan menginstall plugin, saya lebih suka hard code aja untuk PHPnya. Contohnya related post.

Setelah menginstal plugin, saya biasanya baru beranjak ke Themes. Untuk hal ini, saya selalu menggunakan Genesis dari Studiopress (link afiliasi*). Sudah sangat terbiasa, jadi sejujurnya saya ngga bisa kalo ngga pakai ini wekekek. Bahkan untuk custom juga lebih mudah, karena modelnya adalah child theme, yang bisa dimodifikasi tanpa harus mengganggu core themesnya. Hmm ini dipahami berikutnya aja ya 😀

Nah, themes dapat dipilih gratis di repository-nya WordPress. Banyak pilihan dan semuanya gratis. Saran saya, kalaupun mau yang premium, tulung bener-bener membeli. Jangan pakai bajakan. Karena akan mudah sekali dihack, secara themes bajakan akan di-null-kan sehingga semacam ada pintu belakang yang bisa disusupi. Begitu juga dengan plugin. Beli themes dan plugin premium, biasanya saya cari di Envato Market (link afiliasi*).

Sisanya, setup menu yang diperlukan. Seperti:

  • Laman about
  • Laman contact
  • Laman disclosure
  • Kategori posting

Gimana? Kelihatan ribet? Sebetulnya hanya butuh waktu saja. Kalau saya mungkin karena sudah hapal dan hampir tiap hari setup blog baru, biasanya hanya sekitar 1 jam kurang. Tentunya, yang lama dan membutuhkan proses adalah mengisi kontennya dan membuatnya jadi populer. Karena sekali lagi, WordPress hanya engine saja yang membantu 🙂

*Jika membeli melalui link afiliasi saya, maka saya akan mendapatkan komisi dari nilai pembelian.

0 0 votes
Article Rating