Sewaktu diumumkan lomba Jelajah Gizi 2016, saya langsung excited bacanya. Apalagi kalau bukan karena tujuan jelajahnya. Walaupun Jelajah Gizi ini sudah diadakan 3 kali, saya ngga begitu tertarik. Karena melihat destinasinya yang masih sekitar Pulau Jawa dan Bali. Saya butuh lomba yang bisa membawa saya lebih jauh hahaha. Maklum, traveler abal-abal, beraninya yang deket aja. Belum berani yang jauh-jauh, apalagi ke bagian wilayah Indonesia Timur. Iya, secemen itulah saya.

Untungnya, keinginan saya terkabul berkat si Tomyam Kelapa. Cari ide untuk memenangkan persaingan itu sulit sebenernya. Saya sempat mau ke pasar ikan di Muara Angke, cuman mikir lagi. Kalau ngga unik, ngga akan menang. Akhirnya, coba kontak mas Baha untuk minta ijin ngeliput warungnya. Yang lucu, saya menemukan angle berbeda. Yap, dari banyaknya tulisan tentang seafood, saya kadang mikirin sih. Kasian yang alergi seafood, pasti ngga bisa makan walaupun pengen.

Tapi dengan konsumsi Tomyam Kelapa ini, kadar alergi yang ditimbulkan oleh seafood bisa turun dan aman dimakan bagi yang memiliki alergi. Hal ini juga dibenarkan oleh Prof. Dr. Ir. Ahmad Sulaeman MS, PhD, seorang ahli gizi dari IPB yang ikutan bareng ke Minahasa. Menurut beliau, kandungan nutrisi dan gizi air kelapa sebagai minuman yang menurunkan tingkat keparahan alergi memang sedang dikaji.

tomyam-kelapa

Karena air kelapa mengandung elektrolit potasium (kalium), antioksidan, dan cytokinin  yang penting untuk proses pembelahan sel. Jadi, proses di dalam tubuhnya, apakah menekan penyebaran alergi atau mengurangi kadar alergi masih belum jelas.Kita tunggu saja hasil penelitiannya ya. Yang pasti, teori orang alergi minum air kelapa itu untuk menetralisir, buat sebagian orang memang berkhasiat. Dan jadinya aman banget bagi penderita alergi seafood untuk konsumsi Tomyam Kelapa.

Minahasa, Segudang Pangan Sarat Gizi

Lokasi Minahasa yang berada di pegunungan dan perairan sekaligus ini menjadi sumber pangan yang beragam. Mulai dari ikan, sayur mayur, buah-buahan, dan hewan berkaki empat yang ekstrim juga ada. Bayangkan, selama tiga hari di sana, saya dan peserta Jelajah Gizi mabok ikan hahaha. Saking banyaknya jenis makanan laut dan juga sayur mayur serta jenis masakan yang enak-enak, bikin perjalanan ini ngga hanya fokus menjelajah gizi, tapi juga memperbaiki gizi para pesertanya.

Memilih Minahasa di tahun ini, setelah tahun-tahun sebelumnya di Gunung Kidul, Kepulauan Seribu, dan Bali, bukan tanpa sebab. Menurut Pak Arif Mujahidin, Communications Director Danone, makanan Minahasa yang sangat khas Indonesia ini memiliki nilai-nilai nutrisi dan gizi yang baik. Nutrisi dan gizi yang terkandung dalam masakan Minahasa ini, sesuai dengan komitmen Sari Husada untuk mendukung kesehatan masyarakat melalui makanan. Apalagi nutrisi untuk 1000 hari pertama itu penting, jadilah acara ini dibuat untuk mengedukasi tentang masakan daerah Indonesia yang kaya gizi, dan dapat dimanfaatkan untuk semua ibu untuk memberikan gizi yang cukup ke anak-anaknya.

Saya sendiri sangat jarang makan masakan Sulawesi, apalagi khas Minahasa. Tau sih beberapa yang populer seperti Klapertart dan Bubur Manado, tapi kali ini, saya puas banget makan masakan Minahasa yang beneran enak-enak dan bergizi semua. Gimana engga? Ada suguhan berbagai macam ikan laut dan ikan air tawar yang menggoda, olahan sambal dari Ikan Roa yang saya bawa pulang, sampai kue-kue eksotis yang berbau khas rempah-rempah.

Di hari pertama saja, rombongan makan siang di Restoran Tumou Tou yang berada di pinggir danau Tondano di Tomohon. Tomohon ini berada kurang lebih 3 jam dari Kota Manado. Jalannya bagus tapi berkelok-kelok, duh kalo ngga tidur bisa pusing dan ngga kuat banget lihat jalurnya. Untungnya supirnya jago-jago loh hehehe. Dan makan siangnya langsung icip-icip makanan khas Minahasa. Ada ikan mujaher yang dibakar, kolombi, dabu-dabu, perkedel ikan nike, sampe sayuran kangkung yang segar dan besar ukurannya.

Ikan Mujaher
Perkedel Nike
Ikan Nike
Ikan Nike
Kolombi
Kolombi
Dabu dabu

Nama-nama makanan khas Minahasa ini sejujurnya sangat asing di telinga saya. Ngga jarang kudu buka contekan dulu, apa sih jenis makanan yang sedang saya makan ini. Dan semuanya kok enak-enak ya hahaha. Apalagi perkedel ikan nike yang ngga bisa kalau cuma satu aja. Ditambah lagi, makanan-makanan ini penuh gizi dan mengandung banyak protein serta vitamin. Buat catatan saya, ini nih penjelasan dari jenis makanan diatas tadi:

  1. Kolombi. Kalau di Jawa dikenal dengan tutut, iya kolombi ini adalah daging siput danau yang dimasak pedas. Dagingnya empuk banget dan ngga cukup makan satu, kudu sepiring wekekek. Kolombi ini adanya di kawasan boulevard Tondano. Cari di pasar setempat juga ada.
  2. Ikan Nike. Ikannya kecil-kecil bergerombol kaya teri. Adanya hanya di perairan Gorontalo muara sungai bone dan hanya bisa dipanen sekali dalam sebulan. Seringnya dibikin perkedel nike, sayur pepes, woku, dan jepa. Yang saya makan itu perkedelnya. Haduh rasanya asin-asin gurih, apalagi kalau dinikmati selagi panas.
  3. Dabu-dabu. Sebenernya ini nama sambal. Khas banget Minahasa yang terdiri dari potongan cabe merah, cabe rawit, irisan bawang merah, dan tomat segar yang dipotong dadu dan dicampur dengan kecap. Biasanya menjadi teman makan ikan. Ngga lengkap loh ngga pake dabu dabu kalau makan ikang eh ikan.

Selanjutnya, ada keramba tour yang ada di sekitar restoran. Setelah itu, mampir ke rumah pak Camat untuk melihat proses pembuatan kue-kue khas Minahasa seperti nasi jaha, lemet bulu, bobengka, kolembeng merah, kopi minya, pisang goroho, dan klapertart. Kue-kue ini sebetulnya ngga asing, hanya saja namanya saja yang berubah. Seperti Nasi Jaha, yang mirip nasi lemang dari Sumatera.

Nasi Jaha
Cucur
Klapertart

Kalau berbicara jajanan, pasti ngga akan melewatkan berbagai macam kue khas Minahasa ini. Selain enak, kue-kue ini kaya akan protein dan gizi. Seperti Nasi Jaha misalnya, nasi ini biasa dimakan untuk sarapan dan penuh karbohidrat. Jadinya makan satu aja bisa kenyang banget. Nasi Jaha ini terbuat dari beras ketan yang dicampur dengan santan, jahe, bawang merah dan lain-lain, kemudian dimasukan ke dalam bambu lalu dibakar. Rasanya manis gurih berjahe, dan tentu saja pidis.

Mampir ke Pasar Ekstrim di Dalam Pasar Tomohon 

Untuk mendapatkan bahan-bahan pembuatan masakan, paling gampang adalah ke pasar. Pasar populer yang terbesar di Tomohon adalah Pasar Tradisional Tomohon. Pasar ini nampaknya sudah populer di kalangan para netizen. Sudah banyak beredar, kalau ada pasar ekstrim di dalam pasar, yang menjajakan hewan-hewan liar untuk dikonsumsi. Huwwoooww. Hewan ini apa aja? Uhuk, ada babi, anjing liar, ular, kelelawar, tikus, dan berbagai macam yang saya ngga sanggup menyebutkan satu persatu wekekek. Tenang, saya ngga akan post photo photo yang bakal bikin mual dan pusing :p

Di pasar ini, peserta Jelajah Gizi ditantang untuk menemukan berbagai bahan masakan Minahasa, hanya dengan 30rb rupiah aja. Kebayang dong, kirain itu, ngga bakal cukup. Ngga taunya, semua harga yang ada di pasar itu murah. Orang ngga perlu khawatir ngga bisa makan pidis di sana, karena cabe tersedia melimpah ruah dan harganya sangat murah. Dan kelompok saya, ditantang untuk membeli dabu-dabu, Ikan Tude, kacang merah, dan kue lalampa. Carinya ngga susah, tapi bingung karena petunjuk yang ada adalah ikan kembung. Ngga taunya, kalau di situ, namanya adalah Ikan Tude hahaha. Menyambangi pasar tradisional itu selalu menyenangkan. Apalagi di pasar Tomohon yang punya berbagai macam jenis makanan yang beragam.

Yang menyenangkan di pasar ini, semuanya serba segar dan rapi. Belum lagi banyak sekali bahan makanan alami dan bergizi. Yang paling suka sih lihat ikan Nike. Itu loh yang ikannya bergerombol dan kaya ikan teri. Sisanya, masyarakatnya ramah-ramah. Mereka ngga menolak di photo-photo bahkan direkam videonya. Bahkan yang di pasar ekstrim sekalipun. Mereka biasa banget loh dengan banyaknya orang luar daerah yang terbelalak melihat mereka membakar anjing liar huhuhu.

Tapi kenapa sih masyarakat Tomohon kok doyan banget makan makanan ekstrim? Tidak lain tidak bukan, karena daging tersebut mengandung protein yang tinggi dan katanya *uhuk* untuk keperkasaan pria. Bahkan seperti daging kucing juga dimakan sebagai camilan sodara-sodara huhuhu. Saya udah ngga berani ngorek-ngorek lagi kenapa mereka sampai mengkonsumsi berbagai jenis makanan ekstrim tersebut. Mending makan ikan aja deh yaa.

Menanam Mangrove Sampai Snorkeling di Bahowo

Setelah bermual ria di Pasar Tomohon, kali ini tempat akan dikunjungi sedikit berbeda. Ngga lagi soal makanan, tapi ke lingkungan. Bertempat di Bahowo, kawasan CSR Perusahaan Danone, rombongan diajak melihat langsung kawasan penanaman dan budidaya mangrove. Bahkan diajak ikut menanam juga. Jadi di lingkungan (setingkat RT) ini, mangrove menjadi bagian dari hidup mereka. Karena mereka mendapatkan dana hasil penjualan, dan juga ikut mengembangkan kesadaran terhadap pentingnya mangrove untuk wilayah pesisir pantai.

Terlebih, ada LSM yang mendampingi mereka bahkan membuatkan sekolah pantai. Anak yang berada di kelas 4 SD ke atas, dibekali berbagai macam ilmu dan belajar bagaimana mencintai alam sampai diharapkan menjadi agent of change lingkungan. Dampaknya pun cukup baik, banyak anak-anak yang mulai peduli menjaga perairan. Mulai dari tidak menggunakan bom kecil untuk menangkap ikan sampai ikut menanam mangrove.

Ngga cuma dikasih informasi yang lebih dalam mengenai mangrove, rombongan juga bersemangat ikut menanam mangrove walaupun harus berjalan jauh. Melewati lembah, gunung, bukit, rawa *halagh ini lebay wkwkwk. Penanaman mangrove ini juga sudah memberikan manfaat yang baik bagi warga sekitar. Seperti mencegah erosi dan abrasi pantai yang baru-baru ini terjadi. Lingkungan tersebut aman dari intrusi air laut yang menyebabkan air tanah menjadi air payau. Sehingga air di pesisir pantai Bahowo masih layak untuk dikonsumsi.

Terakhir, setelah berpetualang dengan rawa yang cukup dalam. Saya memilih untuk snorkeling untuk mengakhiri hari di Bahowo. Bahowo merupakan penyangga Bunaken yang masih sepi dan tidak banyak orang yang snorkeling di situ. Dan sewaktu saya berenang di kedalamannya, ya ampun. Indah banget. Ikannya banyak sekali yang berwarna biru dan menyala seperti neon. Ditambah lagi banyaknya bintang laut yang bertebaran dengan berbagai warna. Ah, masih kebayang airnya yang segar dan pemandangan lautnya yang priceless. Huhuhu I want came back again!

jelajah-gizi

So, ngikutin lomba plus bisa menjelajah gizi bareng Nutrisi Untuk Bangsa itu keren banget. Ngga cuman ilmu tentang gizi yang didapat. Tapi bisa mendapatkan banyak pengalaman yang berbeda. Apalagi di Minahasa. Satu tempat yang pertama kali saya kunjungi. Jadi, kalau pada pengen punya pengalaman seru yang ngga cuma wisata kuliner, bisa ikutan nih lomba Jelajah Gizi tahun depan. Moga-moga lebih keren lagi destinasinya ^^.

0 0 votes
Article Rating