Sebentar, ngeblog yang mana dulu nih. Kalo cuma mau curhat hal biasa kaya semacam nulis diary yang menumpahkan cerita harian dan tidak berharap banyak, rasanya ngga perlu ya. Hanya butuh platform blog gratisan, domain gratisan, ngga butuh trafic, ngga butuh komen, ngga butuh embel-embel seo, ngga butuh riset ini itu, pure hanya curcol semata, bahkan ngga perlu khawatir soal apapun. Tapi kalau menjadikan blog sebagai sesuatu hal yang serius, well mungkin saya bisa cerita sedikit, kenapa kita harus berinvestasi di dalamnya.

Jadi dulu, saya kan mulai transisi antara pekerjaan kantor dan full time blogger. Ngga mungkin kan ujug-ujug langsung bisa menggantungkan dari penghasilan receh di blog. Jadilah saya jualan jasa desain template. Harganya waktu itu sebetulnya ngga mahal banget (kaya desain custom luar) tapi juga ngga bisa dibilang murah.

Bahkan buat beberapa blogger, harganya bisa dibilang cukup mahal. Ya namanya jasa, bikin juga ngga bisa asal jadi, apalagi saya punya standar yang cukup tinggi. Dengan memakai stockphoto legal plus semua tools saya memang legal juga. Bukan karena sok, tapi memang membiasakan menghargai karya orang lain aja.

Singkat cerita, datanglah seorang mba, sebut saja mba Diah Didi (hahaha kesebut), yang waktu saya sodorkan harga normal tanpa diskon, belio iya-iya aja ngga pake nawar. Padahal kalau blogger lain, pasti udah, hmmm segitu ya mbaa, hmm ngga bisa kurang mba, hmmm haduh mahal ya mbaa endesbre, endesbre. Tapi saya salut sekali dengan belio, karena apa yang belio bilang waktu itu: oh iya mba, ngga papa, blog saya ini memang mau dipakai bisnis, untuk jualan, jadi memang saya pakai jasa mba Shinta untuk modal usaha.

Blog dijadikan sebagai bisnis, tempat usaha. Well, itu terdengar baru untuk saya pada saat itu. Yang masih nerima receh 75rb an perpost, yang masih ngga paham gimana memaksimalkan blog sebagai tempat mencari uang selain Adsense yang kesohor itu. Dan dalam waktu singkat, setelah me-remake desain blognya, akhirnya saya paham. Mba Diah Didi, mulai rajin menulis resepnya setiap hari, dengan bahasa sederhana sehari-hari, dan mulailah banyak iklan bertebaran.

Tidak hanya sponsored post yang masuk, namun juga ads banner yang bisa ditarik bayaran perbulan dengan rate yang tentunya bisa dipatok sesuka kita (tentunya mengaca dengan traffic perbulan). Lalu, belio juga punya produk tepung sendiri, yang dicoba sendiri, yang diberi resep sendiri, dan betul-betul dikelola sendiri. Sukses menjaring banyak pembeli melalui Facebook Page-nya yang datang dari blognya. FYI, belio ngga paham SEO. Yang belio lakukan hanya rajin posting setiap hari, 1 post 1 hari.

Sampai hari ini, follower di Facebook page, pembaca blog, follower Instagramnya melonjak drastis. Iklan yang terpasang dan penghasilan pun tidak terbatas hanya ads saja, tapi sudah berbagai macam. Mulai dari buku resep, kolaborasi dengan brand terkait dengan produk makanan, iklan Adsense juga, pembicara, sampai workshop photography. Semua dimulai hanya dari satu hal, iyap. Berinvestasi di template blog dan domain. Dua-duanya saya yang mengurus *uhuk. Tapi selebihnya, tentu saja effort dari mba Diah Didi ya. Bukan berarti saya yang buat trus blognya jadi melonjak, enggaaa wkwkwk. Tergantung bagaimana si bloggernya me-maintain.

Oia, dalam perjalanan pergantian template, saya sampai 2x ganti template mba Diah Didi loh. Karena apa? Yang kedua kali, belio mengganti kameranya dengan tipe terbaru yang gambarnya lebih baik dan template yang sekarang, tentunya lebih menunjang dibandingkan dengan yang dulu. See, bagaimana proses investasi itu ngga berhenti, kita selalu berproses menjadi lebih baik untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

Yang ingin saya garis bawahi di sini adalah, jika memang ingin serius ngeblog, pahami dulu bagaimana pentingnya berinvestasi untuk sarana dan prasarana ngeblog. Karena apabila ingin hasil yang bagus, tentunya kita akan butuh modal dan effort yang tidak sedikit juga. Dan lagi, blogging bukan hal yang hari ini dikerjakan, lalu besok akan terlihat hasilnya. Bukan, akan ada proses dan konsistensi di situ. Akan ada banyak halangan dan hambatan yang membuat kita jatuh bangun, bagaimana bisa bertahan walaupun hasilnya kadang ngga selalu baik.

Dalam proses saya sendiri, walaupun saya ngga tahu dulu awal ngeblog ingin bagaimana, saya selalu tahu bahwa memang kalau memulai dengan investasi yang baik, mungkin akan membawa saya ke arah yang lebih baik juga. Jadilah dulu niat banget membeli hosting luar yang sifatnya unlimited, karena pengalaman hosting lokal yang kapasitasnya ngga mencukupi. Mulai serius cari-cari nama buat branding yang baik, yang bisa dipakai dan cocok untuk semua jenis media sosial.

Tidak hanya hosting dan pakai WordPress, saya bahkan melengkapi dengan framework Studiopress yang jaman dulu ngehiets dan lumayan mahal. Kalau cuma dipakai buat blog memang terkesan sayang, tapi saya ngga peduli. Saya cuma mau efisien dan praktis, yang bikin saya ngga effort banget nulis, dan pengen mudah terindeks di Google. Dan lagi, saya udah kadung cinta WordPress hehehe.

Untuk urusan ngeblog aja, kayaknya lebih banyak pengeluaran dibandingkan penghasilan dulunya. Tapi sekarang, saya sudah bisa bersyukur, dengan investasi yang lumayan ini, saya bisa menghasilkan berkali-kali lipat. Mulai dari jalan-jalan gratis, gadget gratis, penawaran sponsored post dengan harga lumayan, bahkan mengubah hidup saya jadi entrepreneur yang sungguh tidak saya duga.

Kalau mau dihitung-hitung, saya bahkan ngga bisa ngitung ROI-nya bisa berapa persen. Padahal yang hanya saya lakukan adalah bersungguh-sungguh ngeblog dan serius berinvestasi di dalamnya. Iya, cuma itu aja kok. Jadi, masih ragu meluangkan waktu dan biaya untuk ngeblog? 😀

0 0 votes
Article Rating