Masih inget postingan saya tempo hari mengenai Demam Berdarah yang sudah ngga pilih kasih. Jumlahnya masive dan harus selalu waspada sepanjang tahun. Penyakit Demam Berdarah (Dengue) ini tentunya membuat khawatir para ibu termasuk saya. Saya aja melihat dua keponakan kecil kena, bisa sedih banget dan kasian melihatnya. Jangan sampai anak-anak saya dan anak lain juga kena.

Apa pasalnya? Karena menurut data, 1700 kasus dengue berakhir dengan kematian *hiks. Jika tidak ditangangi dengan baik, dengue akan menjadi penyakit yang mematikan bagi penderitanya. Bahkan, Indonesia sendiri tercatat sebagai negara yang memiliki jumlah kasus dengue tertinggi di Asia Tenggara.

Sejak ditemukan kasus dengue di tahun 1968 di Jakarta dan Surabaya, dengan 58 kasus, itu saja ada yang meninggal sebanyak 24 kasus. Lumayan besar, sehingga saat itu, Indonesia bertekad untuk menurunkan jumlah kematian akibat dengue. Dan beberapa tahun berikutnya, jumlahnya memang menjadi turun. Tapi kemudian, karena terlena, menurut Prof. Dr. dr. Sri Rezeki S. Hadinegoro selaku Ketua ITAGI (Indonesian Technical Advisory Group on Immunization) sekaligus inisiator vaksin dengue se-Asia Pasifik, Indonesia jadi melupakan bahayanya dengue dan baru tersadar ketika angkanya sudah sedemikian tinggi.

Saat press conference Selasa tanggal 25 Oktober 2016 kemaren di Hotel Borobudur Jakarta, saya sangat bersemangat sih, mengetahui kalau vaksin dengue ini akhirnya sudah tersedia di Indonesia. Paling tidak, jadi memiliki harapan pencegahan dengue yang menyebarnya sudah sangat merata. Sebagai orang tua yang rajin sekali meng-imunisasi anak-anak dengan berbagai macam vaksin, saya berharap banget kalau vaksin ini akan bisa mencegah dengue yang bisa menyerang kapan saja, di mana saja.

Amati Fase Demam Pada Anak

Bagi yang belum memahami bagaimana mengenali gejala dengue ini, perhatikan kalau anak sakit disertai demam. Yang harus diwaspadai adalah demam tanpa batuk dan pilek. Kalau demamnya disertai batuk dan pilek, kemungkinan besar bukan dengue. Perhatikan juga jumlah hari anak terkena demam. Jika lebih dari tiga hari, segera periksakan darah. Karena pada saat terkena virus dengue, ada 3 fase yang terjadi. Yaitu fase demam, fase kritis, fase penyembuhan. Apabila positif, maka harus diinfus segera dan tidak ada obat lain. Oleh karenanya, perlu kepekaan dari orang tua dan jangan abai di hari keempat, karena demamnya memang sudah turun tapi ternyata itu adalah fase kritis.

Virus dengue menular melalui nyamuk khusus yang bernama Aedes Aeghepti dan membuat orang yang digigitnya terkena penyakit dengue. Dalam dua minggu saja, nyamuk ini bisa menginfeksi orang dan orang lain yang ada di sekitarnya. Karena sifatnya berbeda dengan nyamuk biasa, yang jika ditepuk dia akan lari, nyamuk Aedes ini malah akan menggigit orang disekitarnya. Makanya, yang terkena dengue ini tidak satu orang saja, biasanya bisa satu rumah. Hikss ngga heran ponakan saya keduanya kena plus orang tuanya.

Dan Indonesia adalah negara endemis yang penyebaran virusnya begitu luas dan cepat. Hampir seluruh kabupaten di Indonesia memiliki data penyakit dengue dan jumlahnya selalu meningkat setiap tahunnya. Malahan 6 tahun terakhir, datanya mencapai diatas 100rb dengan jumlah kematian lebih dari seribu untuk seluruh Indonesia.Tidak hanya pada anak-anak saja, ternyata yang terjangkit dengue ini, kelompok umurnya adalah 15-44 tahun (dewasa muda) yang paling besar jumlahnya. Itulah kenapa vaksin dengue sangat dibutuhkan.

Separuh Populasi Dunia Tinggal di Negara Endemis Dengue

Jumlahnya tidak tanggung-tanggung, ada 3.9 miliar manusia yang negaranya merupakan negara endemis dengue. Setiap 1 menit, ada 1 orang yang dirawat di dunia. Bahkan 2.5%-nya itu meninggal. Masalah dengue ini bukan lagi masalah kesehatan secara individu namun sudah menjadi masalah masyarakat. Sehingga WHO-pun menargetkan di tahun 2020 angka kematian akibat dengue akan turun dibawah 50% dan angka kejadian juga bisa turun dibawah 25%.

Itulah kenapa, dengue ini sebetulnya bukan masalah negara kita aja tapi di seluruh dunia. Sehingga tercetuslah untuk melakukan penelitian mengenai vaksin dengue sekitar 20 tahun lalu. Iyes, lama banget ya. Dan Indonesia sendiri itu baru ikut penelitian lima tahun yang lalu. Itupun, menurut Prof. Sri, karena beliau berinisiatif untuk bergabung dan Indonesia saat itu tidak dikutsertakan. Padahal, Indonesia juga memerangi dengue secara nyata.

vaksin

Penelitian vaksin ini memang sangat melelahkan dan diharuskan memantau objek penelitian secara penuh. Bagusnya, para orang tua yang anaknya dijadikan objek penelitian sangat mendukung penuh. Karena dengan begitu, mereka tau bahwa mereka juga ikut membantu kemajuan dunia kedokteran Indonesia. Bahkan saking ketatnya pengawasan para anak-anak ini, semua biaya ditanggung dan setiap sakit akan dipantau secara ketat juga.

Penelitian dilakukan di tiga kota yaitu Jakarta, Bandung, dan Bali. Anak-anak yang menjadi objeknya adalah 1000 anak usia SD, kakak dan adik, dengan kelompok usia 2-14 tahun. Dari bulan Juni 2011, mereka diberikan vaksin dengan 3x interval yaitu 0 6 12. Hasil dari penelitian ini menggembirakan, vaksinnya mengurangi dengue simtomatik 65.5%, mengurangi perawatan kasus dengue sampai 80%, dan mengurangi dengue berat 92,9%.

Sayangnya baru dapat digunakan pada anak usia 9-16 tahun. Terlebih lagi sudah mendapatkan registrasi dari badan POM sehingga sudah aman. Efek sampingnya dari vaksin ini juga tidak terlalu berat, walaupun juga mengalami demam seperti saat terkena virus. Namun sifatnya lebih ringan.

Yang Perlu Diketahui Tentang Vaksin Dengue

Pusing dan lama baca penjelasan panjang saya tentang vaksin dengue? Hehehe tenang, untuk lebih mudah, saya akan memberikan ringkasan dari tulisan di atas biar lebih mudah dibaca.

  • Vaksin dengue sudah tersedia di Indonesia terutama di rumah sakit swasta yang sudah tersebar di seluruh wilayah Indonesia
  • Vaksin ini hanya dapat digunakan untuk anak usia 9-16 tahun. Diberikan selama 3x dengan interval 0-6-12 bulan
  • Untuk anak dibawah 9 tahun belum dapat diberikan karena belum teruji efektif
  • Untuk orang dewasa, masih dapat dipergunakan karena diasumsikan memiliki kondisi tubuh yang lebih baik. Sedang diusahakan mengajukan ke Badan POM agar dapat digunakan untuk usia dewasa muda, karena menurut penelitian, yang paling banyak terkena adalah usia dewasa muda
  • Bagi yang telah terkena dengue, dapat melakukan imunisasi kembali. Karena virus dengue ada 4 macam. Bisa saja hari ini kena tipe 1 tapi kemudian besok bisa kena tipe 3. Sehingga akan baik jika melakukan imunisasi
  • Vaksin dengue belum dimasukkan dalam program pemerintah karena terkait anggaran kesehatan
  • Harga vaksin dengue hanya dapat diketahui dengan mengunjungi rumah sakit. Karena tidak dapat diinfokan oleh Bapak Joko Murdianto selaku General Manager Sanofi Pasteur Indonesia
  • Vaksin dengue ini diproduksi oleh Sanofi Pasteur, sebuah divisi dari perusahaan Sanofi yang merupakan pemimpin global dalam industri vaksin.
  • Sanofi Pasteur membangun pabrik pengemasan di Indonesia dua tahun sebelum vaksin tersebut diregistrasikan ke Badan POM. Sehingga dengan investasi tersebut, begitu disetujui, vaksin sudah siap edar.
  • Sanofi memasarkan vaksin ini di negara endemis seperti Indonesia, Brazil, Philipina, dan Thailand.
  • Vaksin dengue memberikan manfaat mencegah 66% atau 2 dari 3 orang akan terbebas dari gejala dengue.
  • Deman berdarah berat bisa dicegah dengan vaksin dengue.

Nah, tentunya vaksin dengue ini menambah tenang ibu-ibu yang selalu khawatir tentang kesehatan anak seperti saya. Karena tahun depan anak saya ada yang berusia 9 tahun, kayaknya bakalan dimasukkan list ke dalam imunisasi. Walaupun harganya lumayan mahal (sepertinya), tapi kesehatan memang tidak murah. Lebih baik mencegah dari pada mengobati kan.

0 0 votes
Article Rating